SOLOPOS.COM - Talkhsow Pengetahuan Komperhensif HIV/AIDS dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia Tahun 2022 yang jatuh pada 1 Desember di Menara Wijaya Lantai 10, Jombor, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Kamis (1/12/2022). (Solopos.com/Tiara Surya Madani).

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus HIV/AIDS di Sukoharjo paling banyak berasal dari Grogol. Mengingat, berada di wilayah dengan lokasi khusus (lokus) perkotaan dengan banyaknya lokasi hiburan malam. Totalnya sebanyak 118 dari data 2021.

Sementara, kumulatif perkembangan kasus HIV/AIDS Sukoharjo berdasarkan data masing-masing Puskesmas di tiap kecamatan mulai 2021 sampai Oktober 2022 sebanyak 118 dari Grogol meliputi 107 kasus tahun 2021 dan 11 kasus 2022,

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebanyak 109 dari Kecamatan Kartasura meliputi 97 kasus 2021 dan 13 kasus 2022, sementara 90 kasus dari Kecamatan Mojolaban meliputi 82 kasus 202 dan 8 kasus 2022. Sebanyak 89 kasus dari Kecamatan Sukoharjo meliputi 78 kasus 2021 dan 11 kasus 2022

Sebanyak 72 kasus di Kecamatan Polokarto meliputi 68 kasus 2021 dan 4 kasus 2022. Kemudian 61 kasus di Kecamatan Nguter meliputi 58 kasus 2021 dan 3 kasus 2022, dan 53 kasus di Kecamatan Bendosari meliputi 51 kasus 2021 dan 3 kasus 2022.

Sebanyak 53 kasus kumulatif ditemukan di Kecamatan Tawangsari meliputi 49 kasus 2021 dan 4 kasus 2022. Kemudian 54 kasus ditemukan di Kecamatan Gatak meliputi 47 kasus 2021 dan 7 kasus pada 2022.

Baca juga: Banyak Pelajar Sukoharjo Kena HIV/AIDS Jadi Sorotan Instansi Kemensos

Sebanyak 41 kasus kumulatif ditemukan di Kecamatan Baki meliputi 41 kasus pada 2021 dan 7 kasus pada 2022. Kemudian 39 kasus kumulatif ditemukan di Kecamatan Weru meliputi 37 kasus pada 2021 dan 2 kasus pada 2022.

Terakhir, kecamatan Bulu menempati posisi dengan kasus HIV/ADIS paling sedikit dengan total kumulatif 27 penderita meliputi 25 kasus pada 2021 dan 2 kasus ditemukan pada 2022.

“Penemuan kasus tahun ini lebih tinggi karena surveillance [pengawasan] kami lebih aktif, melalui pencarian dari mitra sebaya dan LSM terjangkau yang bisa diterima oleh mereka [penderita], karena sifatnya privat,” kata Tuti, Kamis (1/12/2022) di Menara Wijaya lantai 10.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sukoharjo bersama organisasi perangkat daerah (OPD) menggelar Talkshow Pengetahuan Komperhensif HIV/AIDS, Kamis (1/12/2022) di Menara Wijaya Lantai 10, Jombor, Sukoharjo.

Acara tersebut bertujuan penguatan kembali komitmen dalam mencapai target 3 zeroes yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian yang disebabkan HIV/ADIS, dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap orang dengan human immunodeficiency virus (ODHA).

Baca juga: Waduh! 41 Pelajar Sukoharjo Terdeteksi Kena HIV/AIDS

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, sebelumnya mengatakan penyebaran HIV/AIDS paling banyak terjadi di usia produktif.

“Karena usia produktif tergantung pada pola hidup dan pergaulan terutama penggunaan narkoba [berbentuk suntik] pasti arahnya ke sana [tertular HIV/AIDS],” ujar Tuti saat ditemui di Lobi Kantor Bupati, Rabu (20/11/2022).

HIV Kabupaten Sukoharjo meliputi 1.886 estimasi ODHA, sebanyak 43,1 persen ODHA ditemukan berjumlah 813 orang.

“Angka tersebut [813 ODHA] cukup memprihatinkan,” kata ketua Komisi Pengendali AIDS Sukoharjo, Agus Santoso, Kamis (1/12/2022) dalam pidatonya.

Sebanyak 316 ODHA pernah menjalani antiretroviral therapy (ART). Sementara saat ini sebanyak 261 ODHA masih menjalani ART dan minum antiretroviral (ARV).

Baca juga: 70 Temuan Baru Kasus HIV/AIDS Sukoharjo 2021, Separuhnya dari Kaum Gay

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya