SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (academyft.com)

Solopos.com, PURWOKERTO — Pada Juni 2021, Purwokerto dan Cilacap mengalami deflasi masing-masing sebesar – 0,20 persen (mtm) dan -0,25 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan deflasi Jawa Tengah (-0,17 persen) dan nasional (-0,16 persen).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan, deflasi juga dialami oleh seluruh kabupaten/kota IHK di Jawa Tengah. Secara tahunan, inflasi di Purwokerto dan Cilacap tercatat masing-masing sebesar 1,02 persen (yoy) dan 1,03 persen (yoy). Atau berada di bawah rentang target inflasi sebesar 3±1 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara umum, lanjutnya, deflasi pada Juni 2021 (mtm) di Purwokerto dan Cilacap tercatat cukup dalam. Terutama didorong oleh tingkat konsumsi masyarakat yang menurun menjadi normal paska berlalunya momen lebaran. Ini tercermin dari penurunan harga pada kelompok makanan dan minuman serta tembakau. Terbatasnya mobilitas warga di tengah pandemi juga menjadi turut mempengaruhi.

Pada kelompok transportasi, deflasi periode ini terjadi setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi yang cukup tinggi (di atas rata-rata historisnya) seiring kenaikan tarif angkutan antar kota. Akibat meningkatnya permintaan menjelang hingga setelah lebaran di tengah larangan mudik dan pembatasan kendaraan.

Baca juga: Durian Banyumas Punya Potensi Nilai Ekspor Tinggi

Perkembangan Inflasi di Purwokerto

Pada Juni 2021, Purwokerto mengalami deflasi sebesar -0,20 persen (mtm) atau inflasi masing- masing 1,02 persen (yoy) dan 0,59 persen (ytd). Kondisi tersebut, tambah Samsun Hadi, berkebalikan dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm). Deflasi yang terjadi di Purwokerto terpantau lebih dalam dibandingkan deflasi Jawa Tengah dan Nasional yang tercatat masing-masing sebesar -0,17 persen (mtm) dan -0,16 persen (mtm).

Deflasi pada bulan Juni 2021 bersumber dari penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,31 persen (mtm). Utamanya didorong oleh penurunan harga pada beberapa komoditas pangan strategis, seperti daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan beras. Deflasi juga disumbang oleh kelompok transportasi dengan andil -0,04 persen (mtm) utamanya bersumber dari penurunan tarif angkutan antar kota. Di sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga telur ayam ras , kue kering, baja ringan, seng, dan emas perhiasan.

Secara tahunan, menurut Samsun Hadi, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 1,02 persen (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%±1 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan Juni 2021 lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Juni dalam dua tahun terakhir (2018 s.d 2019) yang sebesar 1,67 persen (yoy).

Baca juga: Ahli Epidemiologi Jateng Sebut PPKM Darurat Bisa Efektif, Asal…

Perkembangan Inflasi Cilacap

Pada periode yang sama Cilacap juga tercatat mengalami deflasi sebesar -0,25 persen (mtm) atau tercatat inflasi masing-masing 1,03 persen (yoy) dan 0,47 persen(ytd). Atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,25 persen. Deflasi ini lebih dalam dibandingkan deflasi Jawa Tengah dan Nasional yang tercatat masing-masing sebesar -0,17 persen (mtm) dan -0,16 persen (mtm).

Deflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil sebesar -0,31 persen (mtm). Utamanya didorong oleh dari penurunan harga komoditas daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan bawang merah. Deflasi juga disumbang oleh kelompok Transportasi dengan andil -0,04 persen (mtm), bersumber dari penurunan tarif sewa kendaraan carter/rental. Di sisi lain, deflasi tertahan oleh peningkatan harga mobil, minyak goreng , telur ayam ras, dan kacang panjang.

Secara tahunan, Samsun Hadi mengatakan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,03 persen (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3 persen±1 persen (yoy). Capaian inflasi tahunan pada bulan Juni 2021 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Juni dalam dua tahun terakhir (2018 s.d 2019) yang sebesar 2,02 persen (yoy).

Baca juga: Tiap Desa di Banyumas Diminta Punya Tempat Isolasi

Inflasi Purwokerto dan Cilacap Tahun 2021

Inflasi Purwokerto dan Cilacap pada tahun 2021, menurutnya, diperkirakan terkendali dan berada di dalam rentang sasaran target inflasi 3±1 persen (yoy). Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestic. Ini sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional dan bantuan pemerintah untuk para pelaku usaha.

Perubahan cuaca dan iklim yang mempengaruhi produksi juga dapat berdampak pada terjadinya fluktuasi harga beberapa komoditas hortikultura. Peningkatan harga komoditas yang ditentukan oleh Pemerintah seperti cukai rokok diperkirakan turut andil sebagai penyumbang inflasi.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan peningkatan tarif cukai rokok pada 2021 untuk jenis Sigaret Putih Mesin (SPM) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara itu, sambungnya, untuk tarif cukai Sigaret Kretek Tangan tidak mengalami peningkatan. Adapun secara rata-rata kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 sebesar 12,5 persen dan berlaku mulai Februari 2021.

Baca juga: BI Solo Tiadakan Layanan Kas Selama PPKM Darurat

Kebijakan Pemerintah berupa subsidi listrik, subsidi PPnBM kendaraan bermotor, dan pelonggaran LTV 100 persen. Untuk sektor real estate diperkirakan turut mendorong tingkat konsumsi masyarakat. Di sisi lain, beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi antara lain masih terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat.

Hal ini dikatakan Samsun Hadi, akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut serta pasokan bahan pangan utama yang diperkirakan terkendali. Sementara itu, Pemerintah juga telah menetapkan bahwa subsidi listrik masih berlanjut pada 2021 tetapi persentase subsidinya dikurangi. Sejak April 2021, subsidi listrik untuk tegangan 450 watt berkurang menjadi 50 persen, sedangkan untuk tegangan 900 watt menjadi 25 persen.

Koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan. Juga kelancaran distribusi dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya