SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kekeringan (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO – Debit sumber air di daerah rawan kekeringan Kabupaten Sukoharjo mulai menyusut sejak akhir Juni. Meskipun begitu, sumber air tersebut masih bisa dimanfaatkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di Sukoharjo, daerah rawan krisis air bersih terletak di bagian selatan, yakni Kecamatan Weru, Bulu, dan Tawangsari. Kondisi geografis wilayah Sukoharjo bagian selatan merupakan perbukitan gersang yang minim sumber air.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara debit air sumur menyusut drastis saat musim kemarau. Warga setempat mengandalkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak.

Kepala Desa Tawang, Kecamatan Weru, Maryanto, mengatakan ada dua dusun rawan kekeringan di wilayah Desa Tawang, yakni Dusun Tawang dan Dusun Babalan. Lokasi kedua dusun itu terletak di lereng Gunung Taruwongso.

Jumlah warga di kedua dusun itu sekitar 147 keluarga. “Debit air sumur mulai menyusut karena sekarang sudah jarang terjadi hujan. Namun, sumber air masih bisa dimanfaatkan warga untuk mencuci dan mandi,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Warga Tawang Weru Sukoharjo Ucapkan Selamat Tinggal pada Krisis Air

Maryanto belum mengajukan permohonan bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo lantaran debit air sumur belum mengering. Debit air sumur diprediksi mengering pada Agustus atau September.

Sumber air seperti sumur dan sungai mengering sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kala itu, warga hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah, perusahaan dan komunitas masyarakat.

Sebenarnya ada beberapa sumur penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) yang tersebar di sejumlah dusun.

“Debit sumur Pamsimas tak bisa memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Sebagian masyarakat masih mengandalkan bantuan air bersih bila debit sumur telah mengering,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto, menyatakan belum ada permohonan bantuan air bersih dari pemerintah desa.  Dia langsung berkoordinasi dengan Perumda Tirta Makmur Sukoharjo jika ada pemerintah desa yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Baca juga: Duh! 2 Desa di Sukoharjo Masih Krisis Air Bersih Meski Sudah Hujan

BPBD Sukoharjo telah memetakan 17 desa rawan kekeringan di wilayah Kecamatan Weru, Bulu dan Tawangsari.

“Desa rawan kekeringan di wilayah Weru antara lain Jatingarang, Karakan, Karangwuni, Karangtengah, Krajan, Karanganyar, Tegalsari, Weru, Ngreco, Tawang, Karangmojo, dan Alasombo. Di wilayah Bulu, desa rawan kekeringan di wilayah Kamal, Kunden dan Puron. Sedangkan desa rawan kekeringan di wilayah Tawangsari di Watubonang dan Pundungrejo,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya