SOLOPOS.COM - Debat Terbuka Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga Tahun 2017 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga di Hotel Laras Asri, Kota Salatiga. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Debat mewarnai Pilkada Salatiga yang mempertemukan dua pasangan calon yang saling bersaing.

Semarangpos.com, SALATIGA – Debat Terbuka Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga Tahun 2017 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Salatiga di Hotel Laras Asri, Sabtu (11/2/2017), sempat memanas. Tensi tinggi itu muncul saat kedua pasangan calon (paslon) saling mengajukan pertanyaan yang bernada sindiran.

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Saling sindir itu terjadi pada sesi tanya jawab antarkedua paslon atau segmen kelima dalam debat terbuka itu. Pertanyaan berupa sindiran kali pertama disampaikan calon wakil wali lota dari Koalisi Rakyat yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa, Dance Iskak Palit, kepada calon wakil wali kota dari Koalisi Hati Beriman, Yuliyanto.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat itu Dance bertanya kepada Yuliyanto tentang arti kata PKK [Pembinaan Kesejahteraan Keluarga] dan seberapa penting organisasi itu dalam pembangunan di Salatiga. Yuliyanto pun menjawab pertanyaan lawan politiknya itu dengan cukup serius. Yuliyanto menilai PKK sangat penting untuk menggerakan pembangunan di Salatiga karena bertujuan membina keluarga yang sejahtera yang akan menghasilkan sumber daya manusia yang potensial.

Namun, jawaban Yuliyanto itu tak memuaskan Dance. Dance justru menyampaikan pendapatnya jika nanti Yuliyanto terpilih kembali sebagai wali kota Salatiga, istrinya, yakni Titik Krisnaningsih, yang saat ini mendekam di Rutan Kelas IIB Salatiga karena terjerat kasus korupsi jalan lingkar Salatiga (JLS) seharusnya menjadi Ketua PKK Salatiga. “Yang saya maksud itu arti PKK dan sudah seharusnya kalau jadi wali kota, istrinya ya jadi ketua PKK,” ujar Dance.

Menanggapi pertanyaan lawannya yang berbau sindiran itu, calon wali kota Yuliyanto, Muh Haris, mencoba membalasnya. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menanyakan tanggapan paslon Agus Rudianto-Dance (Rudal) terkait maraknya selebaran gelap yang beredar belakangan ini.

Haris merasa selebaran gelap itu sangat mencoreng namanya, karena tertulis kabar bahwa dirinya telah menyelingkuhi istri orang. Selain itu, selabaran tersebut juga berpotensi membuat situasi dan kondisi di Salatiga tidak kondusif jelang pemungutan suara pilkada pada Rabu (15/2/2017).

Menjawab pertanyaan Haris itu, Dance mengaku tidak setuju dengan selebaran itu. Dirinya juga mengaku tidak tahu menahu aktor yang telah mengedarkan selebaran itu.

Menanggapi jawaban Dance itu, Haris berharap apa yangg dikatakan lawan politiknya itu benar. Meski demikian, ia tidak yakin jika lawannya itu tidak tahu menahu tentang pelaku penyebar selebaran berisi hoax itu.

“Enggak perlu nanya orang yang lulusan perguruan tinggi. Orang yang tamat sekolah dasar saja pasti tahu siapa yang menyebarkan selebaran itu. Jelas-jelas itu diedarkan untuk menurunkan kredibilitas kami dan berupa strategi kampanye hitam,” beber Haris.

Meski saling sindir, tensi dalam debat itu tak sampai memuncak. Kedua paslon saling bersalaman di akhir debat yang dipimpin moderator dari pakar hukum dan politik Unisbank Semarang, M. Fajar Saka.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya