SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak korban pelecehan seksual. (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Masih banyak anak Indonesia dan Soloraya khususnya jadi korban pelecehan seksual orang dewasa. Agar anak terhindar dari peristiwa yang bisa menimbulkan trauma seumur hidup ini, orang tua harus menerapkan pola asuh yang baik dan mengajari anak pentingnya menjaga tubuh mereka dari orang lain.

Ironisnya berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama pandemi Covid-19 ini, kasus anak jadi korban pelecehan seksual tergolong tinggi. Hal itu seperti diungkapkan Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Berdasarkan data SIMFONI PPA, pada 1 Januari–19 Juni 2020 telah terjadi 3.087 kasus kekerasan terhadap anak, di antaranya 852 kekerasan fisik, 768 psikis, dan 1.848 kasus kekerasan seksual, angka ini tergolong tinggi,” jelas Valentina seperti mengutip laman Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), www.kemenpppa.go.id.

Untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Kanya Eka Santi, menyampaikan seluruh pihak harus ikut memastikan anak mendapat pengasuhan orang tua atau keluarganya sendiri terutama dalam situasi pandemi Covid-19 ini. Jika hal lain terjadi, misalnya pada anak terlantar, anak korban bencana, korban kekerasan, maka harus ada pengasuhan alternatif yang diberikan, baik oleh orangtua asuh, wali, orangtua angkat, dan panti asuhan sebagai pilihan terakhir.

Baca Juga: Lengkapi Barang Bukti, Polisi Sragen Ubek-Ubek Jamban Cari Celana Dalam Bocah Korban Pencabulan Sukodono

Penting sekali bagi orang tua untuk mengajari beberapa hal agar anak tidak jadi korban pelecehan seksual. “Saya telah mengajarkan persetujuan selama bertahun-tahun dan telah mempelajari pentingnya mengajarkan hal ini kepada anak-anak sejak dini. Mengajari anak kita mengenai persetujuan membantu mengurangi kerentanan mereka terhadap pelecehan,” tulis Jess, terapis untuk orang tua di laman Instagramnya @ourmamavillage.

Berikut ini sejumlah cara yang bisa diajarkan orang tua terhadap anak agar mereka terhindar dari pelecehan seksual sebagaimana mengutip laman Bisnis.com, Selasa (22/6/2021) :

1. Tubuhku milikku

Tanamkan dalam pikiran anak bahwa “tidak ada yang bisa menyentuh saya kecuali saya mengatakannya”. Jika seseorang menyentuh anak Anda ketika ia mengatakan tidak, katakan padanya bahwa ia harus memberi tahu orang dewasa yang ia percayai, bahkan jika mereka mengatakan tidak. Saya adalah bos dari tubuh saya.

2. Pilih lima orang dewasa untuk tim keamanan saya

Keamanan di sini adalah lima orang yang bisa anak Anda percayai, yang bisa ia ajak bicara jika seseorang mencoba menyentuh anak Anda ketika ia menolaknya. Kapanpun ketika ia merasa khawatir, tidak aman atau takut ia dapat berbicara dengan 5 orang dewasa ini.

Baca Juga: Mengenal Herd Stupidity, Alasan Masyarakat Mulai Abai Covid-19

3. Rahasia

Jika seseorang meminta anak Anda untuk menyimpan rahasia yang membuat ia merasa buruk, tegaskan padanya bahwa ia harus memberi tahu seseorang di tim keselamatannya, bahkan jika mereka menyuruhnya untuk tidak melakukannya. Tekankan pada anak bahwa kami tidak menyimpan rahasia dalam keluarga kami.

4. Bagian pribadi ditutupi oleh pakaian renang saya (ditambah mulut saya)

Jika ada yang mencoba menyentuh bagian tubuh ini, minta anak Anda untuk memberi tahu seseorang di tim keselamatannya. Bahkan jika ada yang menunjukkan bagian pribadi mereka kepada anak Anda, pastikan untuk memintanya memberitahu tim keselamatannya.

5. Keamanan

Tips berikutnya agar anak tidak menjadi korban pelecehan seksual adalah beritahu anak, tugas tim keselamatan saya adalah untuk menjaga saya tetap aman, dan tugas saya untuk mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak akan pernah mendapat masalah karena mengatakan yang sebenarnya. Ini akan membuat anak lebih berani bercerita ketika sesuatu sedang terjadi padanya.

Baca Juga: Hipertensi Komorbid Penyebab Kematian Terbanyak Pasien Covid-19

Selain beberapa poin itu, Jess juga menyarankan orang tua untuk melindungi kepolosan anak dengan:

- Mengajari anak nama yang tepat untuk bagian tubuh

- Menghormati ketika mereka menyuruh orang tua 'berhenti'

- Mengajari mereka tentang sentuhan yang aman dan tidak aman

- Mengajari mereka apa yang dikatakan dan tidak dikatakan orang yang aman

“Membuat nama konyol untuk bagian pribadi sama sekali tidak membantu. Seringkali kita dibesarkan dengan rasa malu karena berbagi nama bagian tubuh yang benar secara anatomis dan masih merasa malu ketika berbicara dengan anak-anak kita. Sekali lagi, itu tidak membantu," bebernya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya