SOLOPOS.COM - Ilustrasi anak belajar jalan (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Fase pertumbuhan dan perkembangan bayi beragam. Namun, biasanya saat bayi menginjak usia 9 bulan orang tua mulai tidak sabar agar anak mereka mulai masuk fase belajar jalan. Beragam cara dilakukan agar anak cepat jalan. Vitamin anak cepat jalan pun banyak dijual di pasaran.

Fase anak bisa berjalan dinantikan karena sebelumnya anak sudah melewati fase merangkak dan menarik diri ke posisi berdiri. Biasanya buah hati akan mencoba melepas pegangan lalu melangkah untuk kali pertama.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Berdiri akan mengubah hidup anak karena ia akan lebih mudah dan semakin tertarik mengeksplorasi sekelilingnya. Biasanya kemampuan berjalan akan dicapai anak saat ia merayakan ulang tahun pertamanya. Namun, rentang waktu normalnya anak mulai jalan adalah usia 9-18 bulan.

Ekspedisi Mudik 2024

Gegara Pandemi, Film Jurassic World: Dominion Ditunda hingga 2022

Apabila anak tidak mengalami semua fase mobilisasi, seperti merangkak, hal itu tidak menjadi masalah. Yangpenting adalah buah hati menggunakan koordinasi tangan dan kaki untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sebenarnya orang tua tidak perlu bingung saat anak belum juga bisa berjalan. Banyak cara anak cepat jalan, namun semua ada tahapannya. Bila anak belum bisa berjalan, namun sudah berguling ke sana kemari, merambat dengan berpegangan pada benda-benda kokoh seperti sofa, atau naik tangga dengan koordinasi tangan dan kaki untuk menarik tubuhnya, orang tua tinggal tunggu waktu anak bisa berjalan.

Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua agar anak bisa cepat berjalan. Persiapan ini sesungguhnya dilakukan sejak anak masih berusia 6 bulan. Berikut beberapa tahapan dan latihan yang bisa diperkenalkan kepada anak agar nantinya lebih siap dan berani berjalan.

Tummy Time

Orang tua bisa melatih tangan dan kaki anak dengan menelungkupkannya. Kemudian stimulasi Si Kecil agar menggapai suatu benda yang menarik perhatiannya.

Ini Alasan Kadang Kita Mengalami Deja Vu

Tummy time sangat bermanfaat untuk menguatkan otot leher dan punggung Si Kecil yang nantinya akan menjadi penyangga tubuhnya saat berjalan.

Hindari Boks Bermain

Saat waktu bermain , usahakan untuk tidak menggendongnya atau menaruhnya di dalam play pen atau boks. Penggunaan alat bantu lain seperti bouncer, kereta dorong, atau ayunan juga tidak disarankan.

Waspada, Perubahan Tubuh Ini Bisa Jadi Pertanda Gangguan Kesehatan Serius

Ajak anak bermain di lantai yang sudah dialasi matras. Bermain di lantai seperti ini dapat melatih otot-otot tubuh Si Kecil dan juga memberikan kesempatan padanya berlatih menyangga tubuhnya sendiri.

Main Lempar-Tangkap

Orang tua bisa melatih anak menjaga keseimbangan tubuhnya sekaligus melatih koordinasi tubuh dan tangannya dengan mengajaknya bermain lempar-tangkap mainan. Permainan ini bisa dilakukan saat anak sudah bisa duduk sendiri.

Eksplorasi Lingkungan

Saat anak mulai bergerak ke sana kemari dengan merangkak atau dengan mengandalkan koordinasi tangan dan kakinya, ia mulai merasakan kebebasan.

KRL Jogja – Solo Bakal Singgahi 11 Stasiun, Mana Saja?

Selama ia mengeksplorasi hal yang tidak membahayakan, sebaiknya orang tua mengizinkan anak melakukannya. Ia akan mencoba menggapai sofa atau memegang meja, ini bisa menjadi latihan agar ia bisa berdiri sendiri. Ketika hal tersebut sudah terjadi, tak lama lagi ia akan siap berjalan.

Alat Bantu

Ketika Si Kecil sudah mulai mencoba berdiri atau berjalan, bisa digunakan furnitur seperti meja atau kursi atau alat dorong lain, misalnya troli belanja mainan, sebagai sarana Si Kecil menopang tubuhnya. Ini lebih baik ketimbang memegangi tangannya sambil ia belajar berjalan.

Selain karena Si Kecil pada umumnya senang mendorong, latihan berjalan dengan mendorong lebih sesuai dengan postur tubuh yang normal. Hindari penggunaan baby walker atau alat latihan jalan bayi.

Bentuk Agensi Sendiri, Lee Soo Man Beri Ucapan Selamat Lay EXO

Sudah hampir satu dekade American Academy of Pediatrics mengeluarkan larangan untuk menggunakan baby walker. Studi memerlihatkan bahwa Si Kecil yang dilatih berjalan memakai baby walker justru lebih lambat berjalan. Selain itu, alasan lain baby walker dilarang digunakan di Amerika Serikat adalah tingginya angka kecelakaan akibat penggunaan baby walker.

Tanpa Alas Kaki

Penggunaan alas kaki apa pun termasuk kaus kaki bisa menghambat latihan keseimbangan dan sensasi rasa pada kaki anak? Saat berada di rumah, sebaiknya anak dilatih tidak menggunakan alas kaki sehingga akan memudahkan latihan keseimbangan.

Program Literasi Keberagaman Sesuai Kebutuhan Sekolah

American Academy of Pediatrics menyarankan untuk menggunakan alas kaki yang ringan, terbuat dari bahan yang adem, dan memiliki sol karet untuk mencegah terpeleset bila sedang bepergian dan perlu menggunakan alas kaki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya