SOLOPOS.COM - Kader juru pemantau jentik (jumantik) memantau bak penampungan air di rumah penduduk di Kelurahan Joho, Kecamatan Sukoharjo, Sabtu (25/6/2022). (Istimewa/Camat Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo, langsung direspons para kader juru pemantau jentik (jumantik) di wilayah Kecamatan Sukoharjo.

Mereka turun lapangan untuk memantau kondisi bak penampungan air di rumah penduduk. setelah mengikuti apel kader jumantik dari 14 kelurahan di halaman Kantor Camat Sukoharjo, Sabtu (25/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seusai mengikuti apel, para kader jumantik langsung turun ke wilayahnya masing-masing. Mereka berkeliling memantau bak penampungan air di setiap rumah penduduk.

Camat Sukoharjo, Havid Danang Purnomo Widodo, mengatakan kasus DBD terus meningkat selama beberapa bulan terakhir. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan DBD.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami berinisiatif mengumpulkan para jumantik yang bertugas memantau jentik nyamuk di bak penampungan air atau barang bekas yang tak lagi dipakai,” kata dia, Sabtu.

Baca juga: 3 Dubes Anggota G20 Kunjungi 3 Desa di Sukoharjo, Dapat Suvenir Gitar

Havid menyebut penyakit DBD disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes aegypti berkembang cepat saat musim hujan.

Telur nyamuk yang baru saja menetas menjadi larva dan nyamuk dewasa dapat menularkan virus dengue saat menggigit manusia.

Upaya pencegahan paling efektif dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah, sekolah maupun kantor.

“Kader jumantik juga mengedukasi pengurus kampung dan warga agar disiplin dalam menerapkan PSN di rumahnya. Jangan sampai ada genangan air di barang bekas yang bisa digunakan nyamuk untuk bertelur,” ujar dia.

Baca juga: Mayoritas Pecandu Narkoba di Sragen karena Broken Home

Dalam kurun waktu Januari-Juni, jumlah kasus DBD di wilayah Kecamatan Sukoharjo sebanyak 48 kasus. Tidak ada penderita DBD yang meninggal dunia.

Tak menutup kemungkinan, jumlah kasus DBD bakal bertambah seiring kondisi cuaca di Sukoharjo yang masih sering turun hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Havid mengimbau agar masyarakat tak buru-buru mengajukan permintaan penyemprotan atau fogging saat muncul kasus DBD.

Baca juga: Spesial, Desa di Klaten ini Jadi Tuan Rumah Kongres Sampah II Jateng

“Kami juga mengedukasi ketua rukun tetangga [RT] dan masyarakat agar mengintensifkan gerakan PSN ketimbang mengajukan permintaan fogging,” papar dia.

Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunani Maharani, meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD saat musim pancaroba.

“Penerapan pola hidup bersih dan sehat [PHBS] juga harus dilakukan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyakit DBD,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya