SOLOPOS.COM - Peneliti dari BRIN mengecek temuan artefak di wilayah Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, Senin (30/1/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Peneliti dari Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendatangi Dukuh Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten, guna meneliti temuan artefak yang diperkirakan peninggalan era Mataram Kuno.

Ada tiga peneliti BRIN yang mendatangi Kropakan pada Senin (30/1/2023). Mereka langsung menjelajahi tempat-tempat yang pernah ditemukan artefak peninggalan era Mataram Kuno, termasuk lokasi temuan sumur kuno.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para peneliti itu didampingi warga, Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar), serta Komunitas Pegiat Cagar Budaya (KPCB) Klaten. Salah satu peneliti dari Pusat Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Sugeng Riyanto, mengatakan kedatangan timnya untuk menindaklanjuti informasi temuan benda-benda diduga cagar budaya yang ditemukan warga serta komunitas.

“Tujuan kami menggali informasi mengenai riwayat penemuan. Sebagian besar ditemukan karena ada kegiatan pengambilan tanah untuk pembuatan batu bata,” kata Sugeng saat ditemui wartawan di sela penelitian, Senin.

Ekspedisi Mudik 2024

Sugeng menjelaskan temuan artefak di Kropakan, Klaten, sangat beragam berupa struktur serta fragmen. Salah satu struktur yang ditemukan yakni bangunan sumur. Dari temuan itu, dia memperkirakan Kropakan merupakan bagian dari klaster hunian.

Hal itu didukung temuan artefak di sekitar tempat tersebut yang berupa peralatan untuk keseharian seperti kendi dan lain-lain. Termasuk pasangan batu pipisan dan gandik. “Cukup banyak temuan pipisan dan gandik itu. Fungsinya untuk menggilas biji-bijian hasil pertanian [biasanya untuk membuat jamu]. Artinya, selain ada hunian, mungkin ada pertanian,” jelas Sugeng.

Selain itu ditemukan komponen batu candi yang dimungkinkan bagian dari tempat ibadah. Dengan temuan-temuan itu, Sugeng memperkirakan di Kropakan pernah ada permukiman terdiri dari klaster hunian, pertanian, dan tempat ibadah.

“Walau temuannya banyak dalam bentuk fragmentaris, tidak dalam insite. Ada batu candi, peripih, kemudian ada gandik dan pipisan, serta perkakas lainnya sangat lengkap,” katanya.

Baru Gambaran Awal

Saat mendatangi Kropakan, Klaten, bersama warga serta komunitas dan dinas, peneliti BRIN menemukan artefak diduga cagar budaya berupa kowi atau tempat melebur logam. Selain itu, ditemukan objek semacam tempat untuk pembakaran benda-benda seperti untuk pembakaran gerabah atau benda lainnya.

Sugeng mengatakan situs di Kropakan sangat penting lantaran diperkirkaan menjadi bagian dari peradaban Mataram Kuno. Hal itu berdasarkan hasil identifikasi keramik yang ditemukan di tempat itu.

Sebagai informasi, warga menemukan guci-guci baik dalam kondisi utuh maupun fragmen yang terbuat dari bahan keramik. “Keramiknya itu identik dengan keramik dari Dinasti Tang pada abad ke-9 hingga ke-10,” kata dia.

Sugeng menjelaskan data yang berhasil dikumpulkan pada penelitian tersebut bakal diolah untuk menyusun potensi atau kelanjutan dari riset tersebut. Saat ini BRIN baru punya gambaran awal. “Kami akan meneliti lebih dalam lagi. Karena ini menjadi penting dari mata rantai peradaban kita, salah satu materinya ada di sini,” kata Sugeng.

Sugeng juga menjelaskan butuh riset geologi di Kropakan karena artefak-artefak yang ditemukan tertimbun di dalam tanah, tetapi tidak ditemukan material vulkanik. “Jadi timbunan itu bukan karena dampak dari letusan gunung. Ini semua tanah organik [material yang menimbun artefak],” jelasnya.

Seperti diketahui, artefak diduga peninggalan era Mataram Kuno ditemukan di Kropakan. Ada guci, gerabah, manik-manik, serta fragmen-fragmen artefak lainnya. Selain itu ditemukan struktur sumur yang diduga peninggalan era Mataram Kuno.

Objek-objek itu ditemukan warga saat menggali tanah untuk keperluan pembuatan batu bata. Salah satu warga Kropakan, Haryono, menjelaskan warga ingin menguak sejarah yang pernah ada di Kropakan.

Warga tak ingin peninggalan bersejarah yang ada di Kropakan rusak bahkan menghilang. Mereka berharap bisa melestarikan peninggalan-peninggalan yang ditemukan di kampung mereka sebagai media edukasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya