SOLOPOS.COM - Ilustrasi peretasan akun Youtube (Selular.id)

Solopos.com, JAKARTA–Data milik Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV diretas, Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid mendesak Polri mengusut dugaan anggota polisi yang meretas.

“Saya kira yang harus diperhatikan harus diusut oleh kepolisian, termasuk siapa saja. Apakah ada pejabat kepolisian yang terlibat dalam peretasan tersebut?” kata Usman di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bahkan, kata dia, dalam perkara ini, informasi yang beredar itu cukup serius bahwa serangan terhadap Narasi TV karena mengkritisi kepolisian dalam kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat dan Ferdy Sambo.

“Kalau kepolisian tidak proaktif dalam kasus ini, kecurigaan publik kepada polisi makin tinggi,” ucap Dewan Pakar Peradi ini.

Adapun langkahnya, kata dia, kepolisian proaktif mengusut siapa akun-akun pribadi dari pekerja Narasi TV.

Usman Hamid mengatakan bahwa terdapat peredaran informasi yang menyuarakan serangan terhadap Narasi TV ini oleh orang-orang dalam kepolisian.

“Saya kira dari Divisi Informatika atau Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mungkin perlu ditelusuri karena diduga dilakukan oleh pejabat teras kepolisian melalui pemanfaatan rekanan-rekanan internal kepolisian, terutama perusahaan jasa telekomunikasi itu,” papar dia.

Ke depan, kata Usman, hal ini tidak boleh lagi terjadi dan dibiarkan aksi peretasan terhadap data pribadi masyarakat.

Dalam hal ini, lanjut dia, perusahaan-perusahaan penyedia jasa informasi yang digunakan perangkatnya oleh para pekerja Narasi TV harus bekerja sama dan ikut secara proaktif bongkar penyerangan terhadap akun Narasi TV ini.

“Hal itu termasuk mereka harus membuka dan bekerja sama apakah ada keterlibatan orang-orang kepolisian menyerang akun-akunnya pekerja Narasi TV,” imbuh dia.

Sebelumnya, sebanyak 24 akun milik kru Narasi TV mengalami serangan digital pada Sabtu (24/9/2022).

Pemimpin Redaksi Narasi TV Zen RS menyebutkan akun-akun yang berusaha diretas mencakup Facebook, Telegram, Instagram, hingga WhatsApp.

“Kami belum tahu apakah ini terkait kerja-kerja jurnalistik yang kami lakukan atau bukan, tapi cukup jelas usaha peretasan ini dilakukan secara serentak sehingga berpola dan berasal dari pelaku yang kemungkinan besar sama,” kata Zen RS, Minggu (25/9/2022).

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyatakan bahwa serangan digital yang dihadapi Narasi menjadi serangan digital paling masif sepanjang catatan AJI.

“Dalam tahun ini mulai Januari sampai September, kami mencatat ada delapan serangan digital. Dan serangan terhadap Narasi ini memang yang paling masif,” kata Sekretaris Jenderal AJI, Ika Ningtyas, Minggu (25/9/2022).

Ika menyayangkan adanya serangan serius terhadap kebebasan pers di Indonesia. Menurutnya, ini tidak bisa dipisahkan dari kerja-kerja jurnalistik Narasi yang cukup kritis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya