SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Para pegiat seni yang biasa berpentas di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari Solo mulai merintis wadah pertunjukan ketoprak. Sebelumnya, pertunjukan rutin di GWO hanya wayang orang.

Belum ada kegiatan pertunjukan ketoprak rutin yang digelar di GWO Sriwedari. Koordinator pementasan ketoprak, Diwasa Diranagara, juga menjadi koordinator ketoprak.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menurut Diwasa, perintisan pertunjukan ketoprak bertujuan meregenerasi pegiat seni ketoprak. “Di Sriwedari memang ingin mengumpulkan teman-teman [pegiat ketoprak] muda biar ketoprak tidak dipandang sebelah mata,” kata Diwasa saat ditemui Solopos.com, Minggu (22/2/2022).

Baca Juga: Baru Direnovasi 2 Tahun, Atap Teras GWO Sriwedari Solo Ambrol

Pertunjukan ketopak oleh pegiat seni Sriwedari Solo tersebut baru berlangsung kali ketiga pada Minggu (20/2/2022) dengan sutradara Diwasa. Ada pun lakon yang dibawakan adalah Joko Bodho Djoko Wasis Djoko Bodho, Renggani Pulungsari, Ketoprak Sagotrah. “Ini kali ketiga, tiap Minggu. Sekarang tiga kali pertunjukan hingga malam,” katanya.

Selain wayang orang, Diwasa menambahkan ketoprak dipilih sebagai media pelestarian seni pertunjukan oleh pegiat seni Sriwedari Solo. Hal itu karena bahasa yang digunakan cukup banyak dimengerti masyarakat.

Bahasa yang digunakan dalam naskah ketoprak jarang menggunakan bahasa-bahasa arkais seperti halnya pertunjukan wayang orang. Cerita yang ditampilkan juga beragam.

Baca Juga: Wayang Orang Sriwedari Solo Jadi Penjaga Asa di Tanah Sengketa

Kemampuan Regenerasi

Ketoprak tidak terlalu terikat dengan pakem (aturan) sehingga cerita yang ditampilkan dapat variatif, mulai dari cerita sejarah hingga potret kehidupan sehari-hari. Diwasa melihat kemampuan regenerasi menjadi tantangan di dunia seni ketoprak.

Masih adanya fenomena pemain senior yang masih ingin eksis (tampil di panggung) tanpa melihat pentingnya regenerasi. Estetika dan performa juga dinilai akan lebih maksimal jika pemain ketoprak diisi oleh para pemain usia remaja.

“Harusnya meregenerasi namun sisi lain mereka [pemain tua] juga ingin tetap eksis [manggung]. Tapi penonton kan melihatnya juga dari postur tubuh dan tampilan. Makanya saya merekrut teman-teman yang muda,” imbuhnya.

Baca Juga: Jaga Eksistensi, Wayang Orang Sriwedari Bergantung pada Medsos

Ia berharap pertunjukan ketoprak yang masih dalam proses penataan tersebut dapat menjadi program pementasan tiap bulan. Hal tersebut merupakan komitmen agar seni pertunjukan ketoprak tak hilang digerus kemajuan zaman.

“Mengingat dulu ketoprak asalnya dari Solo, ya komitmen kami akan mengembangkan. Jangan sampai tergerus perkembangan zaman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya