SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel layang (JIBI/Felix Jody Kinarwan)

Solopos.com, SOLO -- Rencana pembangunan elevated rail atau rel layang Joglo, Banjarsari, Solo, terus dimatangkan. Sejumlah studi pendahuluan dilakukan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah I Jawa Tengah bersama stakeholders terkait.

Pembangunan rel layang itu ditargetkan mulai pertengahan tahun 2021. Desain awalnya single elevated railway sepanjang 1,8 km, naik dari utara Viaduk Gilingan hingga turun di Stasiun Kadipiro. Berikutnya, baru dibikin double track atau rel ganda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BTPK Wilayah I Jawa Tengah, Dheky Martin, mengatakan apabila pembangunan harus dimulai pada pertengahan tahun, artinya tinggal empat bulan untuk menyusun studi dan kajian teknis pelaksanaan proyek nasional itu.

Baca juga: Kubu Moeldoko Disinyalir Mulai Masuk, Partai Demokrat Solo Rapatkan Barisan

Kajian pembangunan rel layang Joglo, Solo, itu antara lain analisis dampak lingkungan dan analisis dampak lalu lintas pada area terdampak pembangunan. “Kami rutin berkoordinasi dengan Pemkot,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (24/3/2021).

PPK menggelar pertemuan pertama membahas analisis dampak lingkungan dan analisis dampak lalu lintas di Aula Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Selasa (23/3/2021) lalu. Menurut rencana, akan dibangun dua jembatan baru guna persiapan pembangunan.

Jembatan itu khususnya di utara Viaduk Gilingan yang berdekatan dengan Jembatan Kali Anyar, Ngemplak, Banjarsari. Kemudian, pembangunan single elevated railway di lokasi yang ditentukan.

Baca Juga: Nyaris Masuk Divisi 2, PSSI Wonogiri Lakukan Ini Untuk Kembalikan Kejayaan Persiwi

“Ini untuk menuju jalur ganda, jadi kami harus pindahkan relnya dari bawah menjadi layang. Setelah itu baru dilengkapi jalur gandanya,” jelas Dheky.

Pembebasan Lahan

Pembahasan lain terkait pembangunan rel layang yang terus dimatangkan yakni teknis pengerjaan, khususnya pemilihan tipe konstruksi yang paling minim menimbulkan dampak pada sekitar Simpang Joglo, Solo.

Masa pengerjaan single elevated railway direncanakan sekitar 18 bulan. Ihwal warga terdampak, PPK sudah mulai mengidentifikasi. Tim PPK tanah sudah mendata bersama kelurahan terdampak dan dinas terkait.

Baca Juga: Kawanan Maling Kuras Harta Puluhan Juta Rupiah di 3 Lokasi Sumberlawang Sragen

“Penetapan lokasi sudah. Ini pembebasan lahannya sudah dalam pembahasan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawan Permukiman Provinsi Jateng. Skema pembebasan lahan ada dua, pertama lahan terdampak sesuai penlok yang sudah ada. Lainnya ada dampak sosialnya,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani.

Teknis penghitungan ganti untung sama dengan pembebasan lahan proyek kereta bandara maupun Stasiun Kadipiro beberapa waktu lalu. Semuanya akan ditransfer ke rekening warga terdampak.

Hunian terdampak paling banyak berdiri di lahan PT KAI. “Sebagian lahan hak milik, ini lebih mudah karena tinggal dibeli. Yang di lahan PT KAI, paling ongkos bongkar dan ongkos angkut,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya