SOLOPOS.COM - Ilustrasi Inflasi (Solopos)

Solopos.com, JAKARTA—Kondisi perekonomian global yang penuh dengan ketidakpastian telah menyebabkan tingkat inflasi di berbagai negara meningkat, termasuk negara-negara G20 atau negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Sebagai informasi, negara-negara G20 terdiri atas Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Tiongkok, Jerman, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris (Britania Raya), AS, dan Uni Eropa.

Inggris, yang dikenal sebagai salah satu negara maju, tercatat mengalami inflasi sebesar 10,1% (year-on-year/yoy) pada September 2022, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat 9,9%. Tingkat inflasi di sejumlah negara G20 lainnya juga meningkat seperti Korea Selatan sebesar 5,7% pada Oktober 2022, dari bulan sebelumnya 5,6%, Prancis 6,2% pada Oktober 2022 dari sebelumnya 5,6%, dan Australia sebesar 7,3% pada September 2022 dari sebelumnya 6,1%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kendati demikian, tingkat inflasi terlihat menurun di sejumlah negara G20. Salah satunya adalah Indonesia, di mana pada Oktober 2022 tercatat turun menjadi 5,71% dari bulan sebelumnya sebesar 5,95%.

Baca Juga Gaji Driver Ojol Air Asia Rp19-26 Juta per Bulan Bikin Heboh 3 Negara

Meski demikian, Indonesia tidak masuk sebagai 10 negara dengan inflasi tertinggi dalam kelompok G20. AS dan Rusia juga tercatat turun tipis, meski kedua negara ini masuk ke dalam 10 negara G20 dengan tingkat inflasi tertinggi.

Melansir data Trading Economic, Jumat (4/11/2022), berikut ini daftar 10 negara G20 dengan inflasi tertinggi.

  1. Turki (85,51%pada Oktober 2022) Tingkat inflasi tahunan Turki kembali meningkat. Institut Statistik Turki mencatat, inflasi Turki pada Oktober 2022 mencapai 85,5%yoy, naik dari bulan sebelumnya sebesar 83,5% dan sejalan dengan perkiraan pasar sebesar 85,6%. Ini merupakan tingkat inflasi tertinggi sejak Juni 1998 lantaran Lira, mata uang Turki, memperpanjang rekor terendah dan bank sentral memangkas suku bunga. Adapun tekanan kenaikan utama berasal dari harga makanan dan minuman non alkohol sebesar 99,1%, dan perabotan, peralatan rumah tangga, pemeliharaan rumah rutin sebesar 93,6%. Biaya juga tercatat meningkat untuk perumahan dan utilitas yakni 85,2%, serta pakaian dan alas kaki sebesar 41,3%. Sebaliknya, inflasi transportasi tercatat sedikit menurun, dari 117,7% pada bulan sebelumnya menjadi 117,2%. Dalam skala bulanan, harga konsumen naik tipis 3,5%, setelah naik 3,1% di bulan sebelumnya.
  2. Argentina (83%pada September 2022) Instituto Nacional de Estadística y Censos (INDEC) melaporkan, tingkat inflasi di Argentina kembali melonjak menjadi 83%pada September 2022, dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 78,50%. Sejumlah ekonom di Argentina memprediksi tingkat inflasi di negara itu bakal mencapai 100% secara tahunan pada Desember 2022. Ini, merupakan pertama kalinya proyeksi inflasi tinggi hingga tiga digit untuk Argentina.
  3. Rusia (13,7%pada September 2022) Meski masuk ke dalam 10 besar dengan tingkat inflasi terbesar di antara negara G20, tingkat inflasi Rusia tercatat turun menjadi 13,7%pada September 2022 dari bulan sebelumnya sebesar 14,3%. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak invasinya ke Ukraina dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 13,6%. Layanan Statistik Negara Federal melaporkan, tekanan kenaikan utama berasal dari produk non makanan sebesar 14,9%, diikuti oleh harga pangan 14,2%, dan jasa 11%. Harga konsumen inti naik 14,1% dari tahun sebelumnya. Adapun pada skala bulanan, harga konsumen naik tipis 0,1% setelah penurunan 0,5% pada Agustus 2022.
  4. Italia (11,9%pada Oktober 2022) Tingkat inflasi Italia secara tahunan tercatat naik menjadi 11,9%pada Oktober 2022. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 38 tahun. Pada bulan sebelumnya, inflasi Italia berada pada level 8,9% dan melonjak melampaui ekspektasi 9,6% menurut perkiraan awal. Institut Statistik Nasional (ISTAT) mencatat, percepatan harga konsumen terutama disebabkan oleh harga energi yang lebih tinggi, sebesar 73,2% dibandingkan bulan sebelumnya 44,5%, lantaran premi besar yang Italia bayar untuk sumber energi dari sumber selain Rusia. Harga energi tercatat naik, baik untuk jenis yang tidak diatur, yakni 79,5% dan jenis yang diatur 62,1%. Biaya juga naik lebih cepat untuk makanan sebesar 13,1%, baik untuk makanan yang diproses dan tidak diproses. Sementara itu, tingkat inflasi inti tahunan dilaporkan meningkat ke rekor tertinggi sebesar 5,3%. Secara bulanan CPI melonjak 3,5%, menjadi rekor kenaikan terbesar.
  5. Zona Euro (10,7%pada Oktober 2022) Tingkat inflasi Kawasan Euro secara tahunan terus memecahkan rekor tertinggi. EUROSTAT melaporkan, tingkat inflasi pada Oktober 2022 mencapai 10,7%dari bulan sebelumnya sebesar 9,9%. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 10,2%. EUROSTAT menyebut, harga energi masih menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni sebesar 41,9%, diikuti oleh makanan, alkohol, dan tembakau sebesar 13,1%, barang industri non energi 6%, dan jasa 4,4%. Dibandingkan bulan sebelumnya, harga konsumen naik 1,5%, kenaikan tertinggi dalam 7 bulan.
  6. Jerman (10,4%pada Oktober 2022) Selain Kawasan Euro, inflasi di Jerman juga kembali naik menjadi 10,4%secara tahunan pada Oktober 2022 dari bulan sebelumnya sebesar 10%. Ini merupakan tingkat inflasi tertinggi sepanjang masa dan di atas ekspektasi pasar 10,1%. Tingkat inflasi yang tinggi dipicu oleh melemahnya Euro, krisis energi yang kian dalam, dan gangguan rantai pasokan yang terus berlanjut. Kantor Statistik Federal mencatat, inflasi barang meningkat menjadi 17,8% dari bulan sebelumnya sebesar 17,2%, dipimpin oleh harga energi yang tinggi, yakni 43,0% dan percepatan inflasi makanan 20,3%. Tak hanya itu, harga jasa naik lebih cepat sebesar 4,0% dibandingkan bulan sebelumnya 3,6%, dengan inflasi sewa meningkat menjadi 1,8% dari 1,7%. Adapun pada skala bulanan, Kantor Statistik Federal mencatat harga konsumen naik 0,9% di Oktober 2022 dan juga di atas konsensus pasar 0,6%.
  7. Inggris (10,1%pada September 2022) Tingkat inflasi Inggris secara tahunan kembali ke level tertinggi 40 tahun pada Juli 2022. Inflasi Inggris tercatat naik menjadi 10,1%pada September 2022 dari 9,9% pada Agustus 2022. Angka tersebut melampaui ekspektasi pasar sebesar 10%. Kantor Statistik Nasional melaporkan, kontribusi terbesar inflasi berasal dari makanan sebesar 14,8%, yaitu minyak dan lemak serta produk susu. Biaya konsumen juga meningkat tajam untuk perumahan dan utilitas sebesar 20,2% di tengah melonjaknya harga listrik, gas, dan bahan bakar rumah. Sementara itu, pertumbuhan harga bahan bakar motor yang lebih rendah semakin memperlambat inflasi transportasi karena harga rata-rata bensin dan solar masing-masing berada di 175,2 dan 186,6 pence per liter, dibandingkan dengan 134,6 dan 137 pence per tahun. Adapun tingkat inflasi tahunan naik ke rekor tertinggi 6,5% dibandingkan dengan ekspektasi 6,4%. Pada basis bulanan, harga konsumen naik 0,5% pada September 2022, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
  8. Meksiko (8,7%pada September 2022) Instituto Nacional de Estadística y Geografía (INEGI) mencatat, inflasi di Meksiko masih sama seperti bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,7%secara tahunan. Ini tetap menjadi tingkat inflasi tertinggi sejak Desember 2000 dan hampir sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 8,75%. Secara bulanan, harga konsumen naik 0,62%, di bawah perkiraan 0,67% dan berkurang dari kenaikan 0,7% pada Agustus 2022.
  9. AS (8,2%pada September 2022) Secara tahunan, inflasi AS tercatat turun tipis yakni 8,2%dari bulan sebelumnya di level 8,3%. angka tersebut merupakan yang terendah dalam 7 bulan, namun di atas perkiraan pasar sebesar 8,1%. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat, indeks energi meningkat 19,8%, di bawah bulan sebelumnya sebesar 23,8%. Perlambatan juga terlihat pada biaya makanan 11,2%, serta mobil bekas dan truk 7,2%. Di sisi lain, harga tempat tinggal naik lebih cepat 6,6%. Sementara, suku bunga inti yang tidak termasuk volatile food dan energi, naik menjadi 6,6%, tertinggi sejak Agustus 1982, dan di atas ekspektasi pasar sebesar 6,5% sebagai tanda tekanan inflasi tetap tinggi.
  10. Afrika Selatan (7,5%pada September 2022) Inflasi Afrika Selatan secara tahunan tercatat kembali menurun untuk bulan kedua, menjadi 7,5%pada September 2022 dari bulan sebelumnya 7,6%. Ini sesuai dengan ekspektasi pasar, namun masih di atas batas atas kisaran target Bank Cadangan Afrika Selatan sebesar 3-6%. Statistik Afrika Selatan mencatat, harga melambat lebih lanjut untuk transportasi 17,9% akibat harga bahan bakar. Sementara itu, tekanan harga meningkat untuk item IHK lainnya termasuk makanan dan minuman non-alkohol 11,9%, terutama minyak dan lemak 29%, serta roti dan sereal 19,3%; minuman beralkohol dan tembakau 5,9%; perumahan dan utilitas 4,2%; restoran dan hotel 7,9%, serta aneka barang dan jasa 4%. Secara bulanan, harga konsumen naik tipis 0,1%, mengikuti kenaikan 0,2% di bulan sebelumnya, sejalan dengan perkiraan pasar.Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Data Inflasi Tertinggi 10 Negara G20: Amerika Sampai Inggris Masuk, Indonesia?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya