SOLOPOS.COM - Perilaku toxic orang tua tanpa disadari dapat menyakiti hati dan memengaruhi pembentukan karakternya anak. (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO– Anak-anak selalu mengharapkan kasih sayang dan kepedulian dari kedua orang tuanya. Namun, tak jarang orang tua juga memberikan perlakuan yang toxic dan menyakitkan bagi sang anak.

Melansir dari liputan6.com, Administrasi Anak dan Keluarga di Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat pada 2018 melaporkan bahwa lebih dari 50.000 anak dianggap masuk dalam jajaran korban kekerasan emosional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perkataan kasar yang secara sengaja atau tidak sengaja ditujukan pada anak akan menyebabkan perasaan mereka terluka. Bahkan, hal tersebut akan membekas dalam memori dan mungkin bersifat sementara ataupun seumur hidup.

Sebagai orang tua, penting juga untuk mengenali perlakuan seperti apa yang tanpa disadari dapat menyakiti hati anak dan memengaruhi pembentukan karakternya. Berikut adalah delapan tanda perilaku toxic yang dilakukan orang tua terhadap anak seperti dilansir dari berbagai sumber, Selasa (29/9/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Waduh! Karanganyar Kekurangan Guru Agama, Hanya 20 Persen Terpenuhi

1. Mengajukan pertanyaan provokatif

Pertanyaan provokatif terhadap suatu tindakan atau perilaku anak juga merupakan perlaku toxic. Misalnya, dengan mengatakan “mengapa kamu bertindak aneh?” atau “mengapa cara jalan, makan, atau caramu berbicara seperti itu?”.

Anak cenderung akan mempercayai setiap perkataan orang tuanya, sehingga pertanyaan yang sifatnya memprovokasi, menuduh, atau menyindir akan membuat mereka merasa bahwa ada yang salah pada diri mereka.

Hal ini bisa menyulitkan mereka menjadi diri sendiri saat berada di tengah orang lain ataupun saat dewasa. Anak mungkin akan merasa terjebak dan cemas akan cemooh orang lain terhadap kekurangan yang diciptakan orang tuanya sendiri.

2. Melecehkan fisik anak

Merendahkan anak sendiri dengan berkata “kamu jelek”, “terlalu gemuk”, atau pernyataan yang menyerang penampilan fisik, kemungkinan besar akan meningkatkan rasa ketidakpercayaan diri mereka.

Anak akan merasa khawatir dengan bentuk tubuh dan mengakibatkan berbagai masalah emosional, seperti gangguan pola makan. Orang tua seharusnya bertanggung jawab untuk mengajarkan bagaimana cara mencintai diri sendiri, tidak peduli bagaimanapun penampilan luar mereka.

3. Ucapan menyakitkan

Tidak sepantasnya, sebagai orang tua melontarkan kalimat yang menyakitkan kepada anak, seperti “saya berharap kamu tidak pernah lahir”, atau “saya harap kamu anak yang berbeda”, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan. Hal tersebut akan membuat si anak merasa bahwa mereka tidak sepantasnya terlahir atau hidup di dunia.

Ucapan tersebut sangat berbahaya terhadap mental anak bahkan manusia. Mereka akan berkecil hati dan tidak lagi menjadi diri sendiri, dan bisa berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri hingga depresi. Ingatlah, sebagai orang tua harusnya membuat anak merasa dicintai dan berharga.

Merawat Jantung Sehat Dengan Gowes

4. Membandingkan dengan anak lain

Jangan pernah bandingkan anak dengan saudara kandung, sepupu, keponakan, atau anak teman Anda. Hal ini akan mengurangi rasa percaya diri dan harga diri mereka bahkan membuatnya berpikir bahwa mereka tidak cukup baik apapun usahanya.

Selain itu, membandingkan anak dengan saudara kandungnya sendiri mengakibatkan hubungan yang tidak sehat antara mereka dan muncul rasa iri dengki karena tidak diperlakukan sama oleh orang tuanya. Orang tua harus memberikan ruang kepada anak untuk membangun identitas mereka masing-masing.

5. Menganggap anak sebagai beban

Jangan pernah, ucapkan keluhan Anda sebagai orang tua, seperti "sangat sulit merawatmu" atau mengeluarkan banyak uang untuk membiayaimu. Sebab hal tersebut membuat anak secara tidak sadar akan merasa tertekan dan menyembunyikan perasaan dan masalah yang dihadapinya untuk menghindari perilaku tidak menyenangkan dari orang tuanya.

6. Mengancam meninggalkan anak

Saat sedang marah, manusia bisa saja lepas kendali dan mengeluarkan ucapan yang tak pantas, begitu juga dengan orang tua. Namun, jangan sampai kalian berkata akan meninggalkannya.

Sebab, anak akan merasa, cepat atau lambat orang yang mereka sayangi akan meninggalkan mereka karena jati diri mereka. Hal ini akan tertanam dalam pikiran mereka hingga dewasa dan mereka akan mengalami krisis kepercayaan terhadap pasangannya karena takut ditinggalkan, sehingga sulit untuk memiliki hubungan yang stabil dan bahagia.

7. Penghinaan verbal

Perkataan kasar yang begitu nyata, seperti “kamu bodoh”, “tidak berguna”, “pecundang”, atau “kamu tidak akan sukses” akan merusak harga diri anak. Sebaliknya, penting bagi orang tua untuk selalu mendukung anak agar selalu percaya diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya