SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembelajaran tatap muka (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 155 sekolah di Klaten menggelar uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Kegiatan itu diadakan setelah Klaten berada pada penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

Uji coba digelar pada 2-4 September 2021. Uji coba itu dilakukan di 127 SD dan 28 SMP yang menyebar di 26 kecamatan. Jumlah kehadiran siswa maksimal sepertiga dari kapasitas setiap kelas. Protokol kesehatan ketat diterapkan pada uji coba pembelajaran tatap muka tersebut seperti mewajibkan siswa mengenakan masker rangkap dua dan face shield serta jarak tempat duduk di dalam kelas diatur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Untuk jenjang PAUD belum dilaksanakan uji coba tatap muka terbatas,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, Wardani Sugiyanto, berdasarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Uji Coba PTM terbatas dan Sistem Kerja di Lingkungan Satuan Pendidikan Formal dan Nonformal Kabupaten Klaten yang diterima Solopos.com, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Sejarah Kota Solo, Dulunya Desa Terpencil yang Tenang

Pelaksanaan uji coba PTM di seratusan sekolah itu dilakukan setelah ada lampu hijau dari bupati sesuai Instruksi Bupati Klaten No 15/2021 tentang PPKM level 3 Covid-19 Klaten. Dalam Instruksi Bupati Klaten itu, Pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan dapat dilakukan melalui PTM terbatas dan/atau pembelajaran jarak jauh berdasarkan keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

Sementara itu, sekolah-sekolah yang ditunjuk mulai menggelar uji coba PTM pada Kamis. Pada jenjang SMP, rata-rata siswa yang mulai mengikuti uji coba PTM yakni siswa kelas 7.

Salah satu siswa kelas 7 SMPN 1 Karangnongko, Widia, 12, mengatakan Kamis menjadi hari perdana mengikuti pembelajaran sejak menjadi siswa baru di SMPN 1 Karangnongko pada Juli lalu. Widia mengikuti uji coba selama sejam mulai pukul 08.30 WIB-09.30 WIB.

Baca juga: Menyusuri 2 Terowongan Kuno di Klaten, Apa Isinya?

Meski menerapkan protokol kesehatan ketat dan hanya bisa sejam berada di sekolah, Widia tetap merasa senang. “Rasanya senang. tadi disuruh jaga jarak,” kata Widia.

Widia berharap PTM terbatas bisa berlanjut pada ujian tengah semester pekan depan. Dia berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir dan kembali bisa bermain bersama-sama teman sekolahnya.

Orang tua Widia, Edi Suharyanto, 51, mengatakan selama ini putrinya mengikuti pembelajaran secara daring. “Kalau ada tugas, ke sekolah hanya mengumpulkan tugas saja,” kata Edi.

Ihwal pembelajaran daring yang diterapkan sejak ada pandemi Covid-19, Edi mengaku tak terlalu terbebani untuk membimbing anaknya belajar dari rumah. Bagi Edi, penerapan pembelajaran daring dia manfaatkan untuk semakin menambah waktu berkualitas bersama anaknya.

“Justru efek pandemi semakin mendekatkan dan tambah akrab dengan anak. Sebenarnya nilai masyarakat yang ribuan tahun dibina semacam nilai moral itu kan tidak hanya diajarkan di sekolah, di rumah juga bisa. Terkadang kita lupa, selama ini hanya mempercayakan ke sekolah,” kata Edi.

Baca juga: Walah, Warga dan Perangkat Desa Jenar Sragen Rebutan Tanah 887 Meter Persegi

Salah satu guru di SDN 1 Borangan, Kecamatan Manisrenggo, Sri Suyamsi, mengatakan kegiatan tatap muka yang digelar masih sebatas uji coba. Dengan uji coba itu, siswa tak terlalu jenuh mengikuti pembelajaran daring. Bergulirnya PTM sudah dinanti-nantikan guru maupun siswa. Ada sejumlah kendala yang dihadapi selama pembelajaran daring untuk jenjang SD seperti tak semua siswa memiliki ponsel.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan level PPKM turun dari level 4 ke level 3 berkat kerja sama dari berbagai pihak. Penurunan level itu berimbas pada sejumlah pelonggaran seperti jam operasional pedagang kaki lima hingga swalayan yang boleh buka hingga pukul 21.00 WIB dari sebelumnya hanya dibatasi hingga pukul 20.00 WIB. Begitu pula pelonggaran terkait pelaksanaan PTM terbatas.

Meski turun level PPKM, Mulyani meminta berbagai elemen di Klaten tak euforia hingga melupakan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Protokol kesehatan tetap dilaksanakan dengan tertib agar kurva kasus Covid-19 tidak naik lagi,” kata Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya