SOLOPOS.COM - Yatin, 70, warga Pasekan RT 019/RW 009, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, saat di rumahnya, Kamis (10/6/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Yatin, 70, warga Pasekan RT 019/RW 009, Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten sebentar lagi dinilai bakal menjadi orang kaya baru (OKB) di desanya. Pria lulusan SD yang bekerja sebagai seorang petani ini akan memperoleh uang ganti rugi (UGR) proyek Tol Solo-Jogja senilai hampir Rp3 miliar.

Rumah seluas 545 meter persegi miliknya diganti uang Rp2,5 miliar. Selain itu Yatin juga memiliki rumah lain yang terdampak tol dan mendapatkan uang ganti rugi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Yang terkena jalan tol itu rumah saya. Rumah yang luasnya 545 meter persegi diganti Rp2,5 miliar. Jadi, satu meter perseginya senilai Rp5 juta. Selain itu, ada rumah yang lainnya, dihargai Rp260 juta. Itu yang saya terima. Di luar itu, ada lagi Rp700 juta. Tapi, uang Rp700 juta itu untuk saudara [lahan warisan yang telah dibagi-bagi ke saudara lainnya]," kata Yatin, saat ditemui Solopos.com, Kamis (10/6/2021).

Baca juga: Cabuli Keponakan Sampai Hamil, Pria di Sragen Ini Juga Sering Onani di Depan Anaknya

Meski memperoleh uang besar dan menjadi OKB di Klaten, Yatin sebenarnya masih merasa berat hati meninggalkan rumahnya. Hal itu disebabkan rumahnya merupakan hasil warisan orang tua dan hasil kerja kerasnya selama menggeluti sebagai seorang petani.

"Saya ini petani kere. Saya hanya lulusan SD. Saya enggak bisa membayangkan jumlah uang yang banyak itu [hampir Rp3 miliar]. Lantaran ini untuk mendukung program pemerintah, saya tetap melepas rumah ini. Nantinya, saya akan pindah rumah tak jauh dari sini. Lokasinya masih di Ngabeyan. Lalu, uang yang masih ada akan saya berikan ke empat anak saya," katanya.

Baca juga: 7 Fakta Kisah Tragis Ngevlog Berujung Maut Di Kalitalang Klaten

Tetap Jadi Petani

Yatin mengatakan uang miliaran rupiah yang akan diterimanya tak akan mengubah kondisinya yang senang bercocok tanam. Yatin akan tetap menjadi seorang petani tulen di desanya di waktu mendatang.

"Kebetulan, saya ini masih punya sawah tiga patok. Setelah pindah dari sini, saya tetap akan menjadi petani. Kendati sering merugi saat menjadi petani, tapi saya merasakan ayem saat petani. Padahal jika dipikir-pikir, pupuk sekarang susah, banyak hama, dan sering gagal panen. Tapi, saya tetap akan menjadi petani. Soal uang ganti rugi biar untuk anak," katanya.

Baca juga: Belanja Seafood Fresh di Pasar Ikan Balekambang Solo, Tak Perlu Mbeteti

Yatin mengatakan dirinya terlahir dalam kondisi yatim karena ayahnya sudah meninggal dunia. Calon OKB di Klaten itu mengaku hanya mengeyam pendidikan di bangku SD.

"Meski saya lulusan SD, saya terus kerja keras. Saya pun tak ingin kalah dengan teman-teman sebaya saya. Adanya uang ganti rugi jalan tol ini tetap saya syukuri karena ini duit halal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya