SOLOPOS.COM - Sejumlah warga di RT 029 dan RT 030, Dukuh Glagah, Desa Dukuh, Tangen, Sragen antre mendapatkan air bersih bantuan dari BAZ Sragen, Selasa (24/7).(Foto: Istimewa)

Sejumlah warga di RT 029 dan RT 030, Dukuh Glagah, Desa Dukuh, Tangen, Sragen antre mendapatkan air bersih bantuan dari BAZ Sragen, Selasa (24/7).(Foto: Istimewa)

SRAGEN--Sedikitnya 30 KK di dua RT di wilayah Dukuh Glagah, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, Sragen merasa lebih hemat tenaga selama dua hari untuk mengangsu air lantaran mereka mendapatkan bantuan air dari Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Sragen. Sebanyak 4.000 liter air bersih digelontorkan BAZ lewat bantuan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen ke dukuh setempat, Selasa (24/7/2012)

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dua orang staf BAZ Sragen mengawal truk tangki PDAM yang dikirimkan ke lingkungan RT 029 dan RT 030 yang kekurangan air bersih sejak awal Juli lalu. Air dari tangki truk PDAM itu selanjutnya dituangkan dalam tower penampungan air dengan kapasitas 5.000 liter setinggi tiga meter. Puluhan warga mengantre untuk mendapatkan air besih melalui kran di tower  air itu. Mereka antre dengan membawa ember putih bekas tempat cat dan ada pula yang membawa kelenting.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya sangat berterima kasih diberi bantuan. Bantuan dari BAZ ini merupakan bantuan kali pertama pada awal kemarau di dukuh ini. Saya biasanya mengangsu air ke sumur di tengah perkembunan tebu pada pagi dan sore sebanyak empat ember. Tapi setelah mendapat bantuan air, ya saya bisa hemat tenaga. Minimal tidak mengangsu ke sumur di tengah perkebunan tebu selama dua hari,” ujar Lagiyo, 67, warga Glagah RT 029, Desa Dukuh, Tangen, saat dijumpai Solopos.com, Selasa siang.

Kebutuhan air bagi Lagiyo tidak hanya untuk kebutuhan memasak, melainkan juga untuk kebutuhan minum empat ekor sapi dan tujuh ekor kambingnya.

“Katanya pada Kamis (26/7) besok, BAZ masih mengirim air lagi ke dukuh ini. Sebenarnya hampir mayoritas warga di Desa Dukuh ini kekurangan air saat kemarau, karena banyak sumur yang mengering. Selain itu wilayah desa ini memang sulit untuk mendapatkan air. Sumur dalam saja bisa kering, apalagi hanya sumur permukaan,” tambah Bayan Glagah, Dakung Cahyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya