SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/Burhan Aris Nugraha/dok)

ilustrasi (Espos/Burhan Aris Nugraha/dok)

KLATEN--Banyaknya tawaran dana talangan haji dari sejumlah bank, membuat jumlah calon jamaah haji di Klaten mengalami peningkatan. Meskipun banyak yang mendaftarkan dana talangan haji ke sejumlah bank, namun mereka harus mengantre setidaknya hingga sembilan tahun mendatang untuk bisa berangkat ke tanah suci.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) Klaten, M Yusuf, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (8/6/2012), mengatakan mudahnya mendapatkan dana talangan haji yang ditawarkan bank, juga membuat daftar tunggu haji di Klaten semakin panjang. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa mengabulkan semua permintaan tersebut lantaran keterbatasan kuota. Calon haji di Klaten yang sudah terdaftar yakni sebanyak 1.140 orang. “Yang mendaftarkan haji tahun ini, baru berangkat pada 2021 mendatang,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Regulasi yang diberlakukan oleh bank untuk pengajuan dana talangan haji ini, memang cukup mudah. Masyarakat yang sudah berniat untuk naik haji namun belum memiliki cukup biaya, bisa mengajukan dana talangan itu dengan syarat tertentu. Ia menilai hal itu sah-sah saja dan positif, meskipun ia sendiri belum mengetahui secara rinci bagaimana mekanisme untuk mendapatkan dana talangan haji itu.

Masyarakat yang ingin mendaftar haji, kata dia, cukup datang langsung ke bank yang menawarkan dana talangan haji. Pihak bank nantinya akan menyetorkan dana ke rekening Menteri Agama (Menag), yang berada di Bank Indonesia (BI).

Saat ini, kata Yusuf, di Klaten mengalami peningkatan calon jamaah haji. Selain karena faktor mudahnya mendapatkan dana talangan haji, lonjakan peminat haji juga karena banyaknya guru yang sudah bersertifikasi. Guru yang sudah bersertifikasi, bisa dipastikan gaji bulannya meningkat. Gaji bulanan mereka itu, ungkap Yusuf, salah satunya yakni dimanfaatkan untuk mendaftar keberangkatan haji. “Fenomena seperti ini mulai terjadi pada tahun 2010 dan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,” terang Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya