SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan sosial. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Dana kompensasi BBM, pada 2014, lebih dari 95% warga Bantul tak menyimpan uang dari program tersebut.

Harianjogja.com, BANTUL—Meski statusnya merupakan dana simpanan yang bisa dimanfaatkan
sebagai tabungan, nyatanya warga Bantul lebih memilih untuk mengambil sepenuhnya dana dari
Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Kantor Pos Bantul Hiban Hajid, saat ditemui di sela-sela acara penyaluran PSKS Bantul di Kantor Pos Bantul, Sabtu (11/4/2015), sangat menyayangkan sikap warga yang mengambil semua bantuan yang mereka terima.

Di Kantor Pos Bantul saja, pada 2014 lebih dari 95% warga Bantul tak menyimpan uang dari program tersebut. Padahal, program PSKS sendiri seharusnya bisa bisa menjadi tabungan warga yang bisa diambil kapan pun tanpa batas waktu.

“Itulah kenapa tadi saat meluncurkan PSKS 2015, saya selalu berikan pengertian kepada warga,
bahwa dana ini adalah dana simpanan,” paparnya.

Kendati begitu, dari total alokasi PSKS 2014 yang mencapai Rp24 miliar lebih, hingga akhir tahun, ternyata masih ada sisa sekitar Rp403 juta lebih. Sementara untuk RTS, terdapat sekitar 1.000 RTS yang tak mengambil dana PSKS di tahun 2014 lalu. Menurutnya hal ini lantaran banyaknya ketidaksesuaian antara data Rumah Tangga Sasaran yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan kondisi riil di lapangan.

“Pemerintah Pusat memakai data 2011, sedangkan kondisi di lapangan kan sudah banyak berubah,” ucapnya.

Adapun untuk 2015 ini, jumlah RTS masih sama dengan tahun lalu, yakni mencapai 88.833 RTS dengan total mencapai Rp53 miliar lebih. Di pembagian hari pertama yang digelar di Kantor Pos Bantul, sebanyak 788 RTS warga Desa Bantul Kecamatan Bantul rela mengantre sejak pagi. Sementara di hari kedua, Minggu (12/4/2015), sebanyak 2.470 RTS dari tiga desa, yakni Karangtengah dan Kebonagung, Kecamatan Imogiri, serta Desa Trirenggo Kecamatan Bantul pun harus rela mengantre sejak pagi.

Dari pantauan Harianjogja.com, antrean ribuan RTS masih cukup tertib. Hal ini dikarenakan pihak Kantor Pos tempat mereka mengantre, yakni masing-masing di Kantor Pos Bantul dan Kantor Pos Desa Karangtengah sudah mengantisipasi kedatangan ribuan RTS tersebut.

“Sama seperti hari pertama, kami tetap mengerahkan setidaknya 15-20 petugas kami untuk membantu warga [RTS],” ujarnya, Minggu (12/4/2015).

Salah satu RTS, Surahmi, 64, mengaku senang namanya kembali masuk dalam daftar penerima PSKS tahun ini. Terlebih, jumlah yang ia terima kini meningkat dibandingkan tahun lalu.

“Kalau sekarang, saya terima Rp600.000. Sedangkan tahun lalu, saya hanya menerima Rp400.000,” ujarnya.

Terkait dengan imbauan agar dia tetap menyimpan sebagian uangnya, ia mengaku enggan. Pasalnya, jumlah Rp600.000 dinilainya terlalu kecil untuk ditabung.

“Anak saya sebentar lagi lulusan. Jadi lebih baik saya ambil saja semuanya,” tuturnya.

Sebaliknya, Asisten Administrasi umum Setda kab. Bantul justru tak mempersalahkan uang itu disimpan atau diambil sepenuhnya oleh warga. Menurutnya, uang Rp600.000 itu sepenuhnya hak dari RTS penerima. Baginya, yang justru perlu mendapat perhatian adalah data RTS penerimaitu sendiri.

Menurut dia, kondisi riil data penerima RTS yang dipakai oleh BPS, sudah banyak mengalami perubahan. Dia berharap kepada warga yang masih masuk sebagai RTS di tahun 2015 untuk bersedia melaporkan dan mengembalikan uang tersebut jika warga yang bersangkutan merasa sudah jauh lebih berdaya. Rencananya, hari ketiga pembagian PSKS 2015 akan digelar Senin (13/4/2015) di 13 titik Kantor Pos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya