SOLOPOS.COM - Museum Radyapustaka Solo (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Dana hibah Solo, penyokong kegiatan Sura Bulan Kebudayaan (SBK) yang digelar Museum Radya Pustaka menilai Pj. Wali Kota salah alamat.

Solopos.com, SOLO--Sejumlah budayawan dan seniman yang ikut menyokong Sura Bulan Kebudayaan (SBK) menyebut Pj. Wali Kota Solo Budi Suharto salah alamat dengan mengatakan gerakan budaya tersebut memanfaatkan dana hibah senilai Rp50 juta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Mitra Museum Community, Teguh Prihadi, kecewa dengan tudingan Pj. Wali Kota. “SBK pakai dana hibah Rp50 juta itu menuduh. Kami sempat mengajukan proposal untuk gerakan ini namun ditolak. Lalu kami gandeng budayawan dan seniman untuk nyengkuyung dengan cara urunan. Setahu saya dana dari Komite Museum Radya Pustaka tidak lebih dari Rp10 juta,” ujar dia kepada Solopos.com, Jumat (20/11/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Teguh menyesalkan sikap Pj. Wali Kota yang tiba-tiba menuding momentum perayaan bulan kebudayaan tersebut memanfaatkan dana hibah tanpa meminta penjelasan dari berbagai pihak pendukung SBK.

“SBK itu momentum. Di dalamnya ada banyak kegiatan yang diselenggarakan mandiri oleh berbagai pihak. Mestinya kami diundang dulu untuk rembukan sebelum mengeluarkan pernyataan seperti itu. Kesannya acara ini didukung oleh banyak pihak tapi tidak didukung wali kotanya sendiri,” ujarnya.

Penasihat Sura Bulan Kebudayaan, Suprapto Suryodarmo, menambahkan SBK merupakan gerakan kebudayaan kolektif yang digagas seniman dan budayawan untuk memberikan makna pada bulan Sura.

“Bukan berarti SBK itu agendanya Museum Radya Pustaka saja. Museum termasuk salah satu pendukung kegiatan dengan menyelenggarakan kirab,” jelas dia.

Pengasuh Padepokan Lemah Putih yang sempat menyelenggarakan Slametan Mapag Sura sebagai rangkaian gerakan SBK ikut menampik kegiatannya dilakukan dengan dukungan dana dari pemerintah.

“Itu tidak pakai duit pemerintah. Penyelenggaranya dari Lemah Putih sendiri dengan menggandeng beberapa donatur. Murni kontribusi seniman yang terlibat,” jelasnya.

Disinggung soal kelanjutan SBK, sosok yang akrab disapa Mbah Prapto ini menegaskan gerakannya bersama seniman dan budayawan bakal lanjut terus. “Harus jalan terus. Setelah dua kali diselenggarakan, gerakan ini sudah menyebar dan jadi jujukan se-Indonesia. Yang terlibat juga seniman dari berbagai negara sampai Amerika Serikat. Gerakan ini tidak bisa dinilai nominalnya. Apalagi cuma Rp50 juta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya