SOLOPOS.COM - Ilustrasi Stunting (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SUKOHARJO – Jumlah kasus stunting di Kabupaten Sukoharjo lebih dari 2.000 anak balita yang tersebar di masing-masing kecamatan. Pemerintah desa didorong memprioritaskan penggunaan bantuan dana desa untuk penanganan stunting.

Kepala Bidang (Kabid) Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sukoharjo, Sigit Nugroho, mengatakan bantuan dana desa asal pemerintah pusat bisa digunakan untuk penanganan pencegahan stunting di wilayah masing-masing. Intervensi pencegahan stunting harus dilakukan di tingkat desa sehingga diharapkan mampu menurunkan angka stunting.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebenarnya, program kegiatan pencegahan stunting sudah berjalan di masing-masing desa/kelurahan. Misalnya, pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita. Ke depan, kami berharap ada langkah konkret dan inovasi dari pemerintah desa untuk menekan kasus stunting,” kata dia, di sela-sela kegiatan forum kesehatan desa pencegahan stunting di Pendapa Graha Satya Praja (GSP) di kompleks Gedung Setda Sukoharjo, Rabu (29/6/2022).

Selain itu, penggunaan dana desa untuk penanganan stunting bisa dialokasikan untuk operasional pos pelayanan terpadu (posyandu), pembelian obat, dan kegiatan penunjang lain yang erat hubungannya dengan pemenuhan gizi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Dia menambahkan penanganan stunting searah dengan tujuan Sustanaible Development Goals (SDGs) desa yakni mewujudkan desa tanpa kemiskinan dan desa kelaparan.

Baca juga: Rehab Jembatan Mojo, Warga Emoh Kendaraan Berat Lewat Jl Ciu Sukoharjo

Sigit menyebut penyediaan air bersih dan sanitasi juga bagian dari penanganan stunting di desa. “Dana desa bisa digunakan untuk pelatihan pemantauan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui. Ada intervensi khusus pencegahan stunting sejak dini,” kata dia.

Pencegahan stunting menjadi program prioritas di setiap daerah guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) termasuk pembentukan generasi emas 2045. Di tengah badai pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya hilang, persoalan stunting menjadi tantangan bagi pemerintah daerah agar fokus melakukan pendampingan keluarga kepada para ibu hamil dan calon pengantin.

Sub Koordinator Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Sri Haryanti, mengatakan jumlah kasus stunting di Sukoharjo lebih dari 2.000 anak balita, meski prevalensi stunting di bawah nasional. Pada 2022, ada 20 desa yang diprioritaskan dalam penanganan kasus stunting.

Baca juga: Ternyata Ada Makam di Dalam Pasar Jamu Nguter Sukoharjo, Makam Siapa?

Paling banyak terdapat di wilayah Kecamatan Polokarto dan Mojolaban. Misalnya, Desa Wonorejo, Kemasan, Bakalan, dan Mranggen di Polokarto. Sedangkan di wilayah Mojolaban, enam desa yakni, Desa Palur, Cangkol, Joho, Gadingan, Wirun, dan Sapen.

Forum kesehatan desa bakal dioptimalkan guna percepatan akselerasi penurunan kasus stunting. “Pengurus TP-PKK Sukoharjo berkolaborasi dengan kader keluarga berencana dan kader kesehatan dan posyandu melaksanakan beragam kegiatan pencegahan stunting di masing-masing desa/kelurahan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya