SOLOPOS.COM - Ilustrasi sembako. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, KLATEN -- Omzet penjual sembako di Pasar Darurat di Karanganom, Klaten Utara, Klaten, anjlok pada masa Lebaran 2021 dibandingkan momentum yang sama saat sebelum pandemi Covid-19.

Diketahui, pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik Lebaran 2021, Kamis-Senin (6-17/5/2021). Pelarangan mudik tersebut mengakibatkan munculnya kegiatan penyekatan di berbagai daerah perbatasan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu tak terkecuali di perbatasan Jateng-DIY, tepatnya di Prambanan, Klaten. Penyekatan ini menjadikan jumlah pemudik menurun drastis di bandingkan momentum Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Hiii... Warga Tangkap Ular Piton Sepanjang 3 Meter di Kali Pusur Klaten

"Tak adanya pemudik itu sangat berpengaruh ke penjualan. Tak ada sanak saudara yang berkumpul di kampung mengakibatkan tak ada masak-memasak dalam jumlah banyak. Orang saat ini juga lebih tertarik pesan makanan siap saji secara online," beber penjual sembako di Pasar Darurat di Karanganom, Klaten Utara, Ari Wibowo, saat ditemui Solopos.com, di kios setempat, Kamis (20/5/2021).

"Meski turun, omzet saya masih bisa senilai 26 per hari [Rp26 juta per hari]. Tapi itu hanya terjadi saat libur Lebaran kemarin. Omzet itu jauh lebih sedikit dibandingkan momentum Lebaran saat kondisi normal di waktu sebelumnya, yakni mencapai dua kali lipatnya," kata pedagang grosir itu.

Ari Wibowo mengatakan harga sembako di pasaran saat sekarang sudah mulai stabil. Selain disebabkan sudah berlalunya momentum Lebaran, jumlah permintaan juga cenderung normal.

"Harga sembako saat ini stabil. Yang turun hanya cabai rawit merah, dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp50.000 per kilogram. Cabai jenis tampar juga turun dari Rp40.000 menjadi Rp20.000 per kilogram," jelasnya.

Baca juga: Belasan Hari Lengang, Aktivitas Terminal Ir Soekarno Klaten Kembali Menggeliat

Namun ada pula harga komoditas yang naik, yakni aneka jenis jeruk, seperti jeruk nipis dari Rp8.000 menjadi Rp16.000 per kilogram dan jeruk peras dari Rp8.000 menjadi Rp12.000 per kilogram.

Arus Mudik dan Balik

Sebelumnya, Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu, melalui Kasatlantas Polres Klaten, AKP Abipraya Guntur, mengatakan penyekatan pemudik tak hanya dilakukan saat arus mudik.

Sebaliknya, penyekatan pemudik juga dilakukan saat berlangsung arus balik. Kendaraan roda empat yang diperiksa sekaligus diminta putar balik selama arus balik merupakan kendaraan berpelat nomor Jakarta, Jatim, dan Jabar.

Baca juga: Wisata Rawa Jombor Klaten Ditata Ulang, Warung Apung Pindah ke Daratan

Tim gabungan di Prambanan fokus mengidentifikasi setiap kendaraan yang akan melakukan perjalanan balik ke perantauan. Pengemudi dan penumpang wajib diperiksa identitas, surat perjalanan dinas, serta surat keterangan hasil tes Covid-19 (GeNose dan swab antigen).

"Selama 10 hari pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2021, baik saat arus mudik atau pun arus balik, kami sudah memutar balik 649 kendaraan. Sedangkan jumlah kendaraan yang diperiksa mencapai 3.124 kendaraan," kata AKP Abipraya Guntur.

Sedangkan total warga yang dites Covid-19, berupa GeNose dan swab antigen mencapai 280 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya