SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengangguran (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Solopos.com, SUKOHARJO– Tingkat pengangguran terbuka di Sukoharjo meningkat akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Prosentase tingkat pengangguran terbuka naik 3,54 persen dari 3,39 persen menjadi 6,93 persen.

Kondisi ini dipengaruhi lebih dari 5.000 tenaga kerja yang terkena pemberhentian hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan oleh perusahaan selama masa pandemi Covid-19. Sejumlah perusahaan terpaksa mengambil kebijakan PHK dan merumahkan karyawannya lantaran kesulitan finansial akibat pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lonjakan pengangguran berimplikasi pada meningkatnya angka kemismikinan di Sukoharjo selama masa pandemi Covid-19. Kedua permasalahan ini menjadi prioritas utama Pemkab Sukoharjo untuk segera ditangani pada 2021.

Baca Juga: Bangun Mal Pelayanan Publik, Pemkab Sukoharjo Siapkan Rp24 Miliar

“Kondisi ini tak hanya terjadi di Kabupaten Sukoharjo melainkan di setiap daerah di Indonesia bahkan dunia. Pemerintah berupaya menggulirkan beragam bantuan untuk warga terdampak pandemi Covid-19 terutama mereka yang ingin membuka usaha,” kata Penjabat (Pj) Sekda Sukoharjo, Budi Santoso, kepada Solopos.com, Minggu (21/3/2021).

Budi menyebut Pemkab Sukoharjo menargetkan menurunkan angka pengangguran terbuka menjadi empat persen-lima persen pada 2021. Sedangkan, rasio penduduk miskin ditarget turun menjadi 7,2 persen pada tahun ini.

Saat ini, pemerintah telah membuka keran aktivitas usaha dan bisnis guna mempercepat pemulihan ekonomi daerah. Sektor industri dan UMKM diandalkan untuk menyerap tenaga kerja dan mengungkit ekonomi daerah. “Jika kondisi perusahaan kembali normal membutuhkan tenaga kerja. Perusahaan bisa kembali merekrut tenaga kerja,” ujar dia.

Baca Juga: Komisi IV DPR Menolak Keras Impor Beras 1 Juta Ton, Ini Tanggapan Mentan

Mengoptimalkan Berbagai Program

Pemkab Sukoharjo juga bakal mengoptimalkan berbagai program pelatihan kerja untuk menekan pengangguran terbuka. Para lulusan SMA dan sederajat diminta untuk mengikuti program pelatihan kerja yang dilaksanakan di Balai Latihan Kerja (BLK) Sukoharjo.

Para peserta pelatihan kerja langsung disalurkan ke perusahaan yang membutuhkan. “Program pelatihan kerja tetap dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19. Para peserta dilatih soft skill sebelum terjun ke dunia kerja,” tutur Budi.

Baca Juga:  Soal Sekolah Tatap Muka Di Tengah Pandemi, Sukoharjo Ogah Ikuti Solo

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Suharno, menyatakan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan Balai Industri Persepatuan Indonesia melaksanakan pelatihan kerja yang diikuti sekitar 1.400 orang di BLK Sukoharjo pada Januari. Para peserta pelatihan kerja langsung disalurkan ke perusahaan sepatu di wilayah Kartasura.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran sekaligus menekan kemiskinan di Kabupaten Jamu. “Pelatihan kerja lainnya bakal dilaksanakan pada 2021. Kami juga menjajaki sejumlah perusahaan yang membutuhkan sumber daya manusia (SDM). Peluang sekecil apapun akan dimanfaatkan agar para pengangguran segera mendapatkan pekerjaan sesuai keahliannya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya