SOLOPOS.COM - Ilustrasi KRL Solo-Jogja. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Selain masyarakat Solo, dampak kehadiran Kereta Rel Listrik (KRL) Solo-Jogja juga dirasakan oleh warga daerah lain yang dilintasi kereta listrik tersebut. Salah satunya Kabupaten Kalten. Potensi pertumbuhan ekonomi baru di daerah tersebut sangat besar sejak adanya KRL Solo-Jogja.

Menurut Bupati Klaten, Sri Mulyani, di daerahnya ada lima stasiun yang hidup sejak munculnya KRL Solo-Jogja. Yakni Stasiun Delanggu, Staisun Ceper, Stasiun Pusat Klaten, Stasiun Brambanan, dan Stasiun Serowot.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Harapan kami, dengan stasiun KRL yang ada di Klaten bisa menumbuhkan ekonomi baru di sekitar stasiun tersebut. Karena di beberapa tempat sudah muncul kafe-kafe dan resto. Salah satunya di Truno,” ungkapnya dalam acara Webinar Satu Tahun KRL Solo-Jogja, Jumat (4/3/2022) malam.

Baca Juga: KRL Solo-Jogja Berhasil Dukung Percepatan Mobilitas Harian Masyarakat

Posisi kafe yang dimaksud berada di pinggir jalur kereta . “Jadi kafenya sangat unik. View dari kafe tersebut bisa langsung ke kereta atau stasiun,” jelasnya.

Tak hanya itu, keberadaan KRL juga dapat membangkitkan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Klaten. Karena KRL cukup cepat sehingga akses ke tempat wisata lebih mudah.

“Dampak positif lainnya adalah jalur lalu lintas di Klaten menjadi lebih lancar. Sebab kehadiran kereta listrik berhasil mengurangi (lalu lalang) mobil pribadi. Karena dengan menggunakan KRL, bisa lebih cepat. Dan biayanya juga murah,” tuturnya.

Meski demikian, Bupati Klaten tidak menafikan adanya dampak negatif dari hadirnya kereta listrik tersebut. Menurutnya, sejak stasiun Klaten dibangun dan difungsikan untuk KRL Solo-Jogja, lintasan JPL 280 atau Jalur Barat Stasiun Klaten jadi ditutup. Dampaknya pun cukup besar.

Baca Juga: Siap-Siap, KRL Jalur Solo-Palur Segera Beroperasi!

“Karena itu akses dari selatan menuju ke Kota. Kami harus memutar kalau mau ke kota. Tentunya membutuhkan (lebih banyak) waktu. Selain itu juga menimbulkan kemacetan. Kalau nanti PTM [pembelajaran tatap muka] sudah 100 persen, tentunya akan rawan kecelakan,” ujarnya.

Karena itu, Bupati Klaten berharap segera ada tindakan dari pihak berwenang agar segera ditemukan solusi dari persoalan tersebut.

“Kami sudah audensi dengan Direktur PT KAI di Kabupaten Klaten agar segera dibangun flyover di Krapyak. Sehingga akses masyarakat semakin mudah dan tidak menimbulkan kemacetan ataupun kecelakaan. Itu harapan besar kami kepada bapak Menteri Perhubungan atau BUMN,” tuturnya.

Selain itu, Bupati Kalten juga bertanya-tanya terkait tidak adanya nama Klaten dalam penyebutan KRL Solo-Jogja. Padahal, di klaten ada stasiun yang menjadi perantara Solo dan Jogja.

Baca Juga: KRL Solo-Jogja Moda Transportasi Darat Paling Diminati

“Saya kadang agak baper [terbawa perasaan]. Bapernya begini, Klaten itu menjadi terminalnya KRL Solo dan Jogja. Tapi kok namanya bukan Solo-Klaten-Jogja. Kata Klaten tidak ada,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya