Solopos.com, SOLO – Ketua Bidang Elpiji 3 Kg Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Budi Prasetyo, mengaku sudah diajak koordinasi dengan Pemprov Jateng terkait adanya kemungkinan kenaikan harga elpiji 3 kg.
Hal itu sebagai imbas kenaikan harga BBM. Namun dia tidak menampik, di sejumlah daerah ada penjualan yang mencapai Rp23.000 per tabung hingga ke konsumen, seperti di Jatinom dan Karanganom, Klaten.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Kenaikan tersebut, diduga karena kalangan pengecer memanfaatkan momen kenaikan BBM.
“Kalau kami hanya bisa mengontrol harga hingga ke pangkalan. Oleh karena itu, kami terus sosialisasi ke konsumen untuk membeli di penyalur resmi [agen dan pangkalan],” ujarnya Jumat (28/11/2014).
Sementara itu, sebagian warga Solo mengeluh mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram (kg). Padahal pada bulan ini ada penambahan alokasi sekitar 150% dari alokasi harian.
Salah satu pemilik warung di Jebres, Solo, Sugito, mengaku dalam sehari membutuhkan empat tabung elpiji 3 kg. Namun dia hanya mendapatkan dua tabung elpiji saat membeli di pangkalan karena adanya pembatasan.
Sementara, pembeli elpiji lainnya, Yuni, mengatakan sudah menunggu lama di pangkalan tapi pada akhirnya harus pulang dengan tangan hampa.
“Saya ingin membeli dua tabung [elpiji 3 kg] tapi tidak dilayani karena saya bukan penduduk Jebres,” ungkap Yuni kepada