SOLOPOS.COM - Ilustrasii blokade jalan sebagai tindakan lockdown kampung. (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pemasangan portal di jalan-jalan kampung yang marak semenjak pandemi Covid-19 merebak di Sukoharjo menyulitkan akses pemadaman kebakaran.

Di beberapa kasus, mobil pemadam kebakaran (damkar) kesulitan masuk jalan kampung yang dipasangi portal. Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Satpol PP Sukoharjo Margono mengatakan saat ini hampir sebagian besar jalan kampung dipasangi portal sehingga kerap meyulitkan penanganan kebakaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Kami bahkan sampai beberapa kali jebol gembok agar portal bisa dibuka. Karena saat terjadi kebakaran di sana, yang pegang kunci portal lagi di piknik," kata Margono kepada Solopos.com, Minggu (19/7/2020).

Habib Syech, Rio Haryanto, Yan Velia, hingga Wawin Laura Dicoklit Sebagai Pemilih Pilkada Solo

Menurut Margono, penanganan kebakaran oleh damkar Sukoharjo yang harusnya dilakukan cepat harus terhambat karena jalan dipasangi portal. Selain portal, penambahan pita kejut di jalan-jalan kampung juga menghambat akses mobil pemadam kebakaran.

Laju kendaraan yang seharusnya cepat untuk menangani bencana kebakaran jadi terhambat dengan keberadaan pita kejut tersebut. Apalagi keberadaan pita kejut bisa mencelakakan petugas di atas mobil pemadam kebakaran.

“Mobil damkar itu kan jalannya cepat, jadi ketika ada polisi tidur [pita kejut] yang posisinya tinggi bisa grunjal dan petugas rawan jatuh,” katanya.

Update Kasus Covid-19 Indonesia 19 Juli: Positif Tambah 1.639, Sembuh Tambah 2.133

Dia hanya berharap masyarakat Sukoharjo yang memasang portal saat terjadi kebakaran memastikan akses jalan bisa dilalui mobil pemadam supaya pemadaman bisa berlangsung cepat. Jangan sampai akses jalan tertutup karena portal, mobil pemadam kebakaran harus memutar ke jalan lainnya.

Begitu pula penambahan pita kejut di jalan-jalan kampung ketinggiannya bisa lebih diatur lagi. "Jangan sampai polisi tidurnya tinggi dan membahayakan pengguna jalan," katanya.

Pita Kejut

Dia segera berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) terkait pemasangan pita kejut di jalan-jalan kampung. Hal ini dikarenakan kondisi pita kejut membahayakan pengguna jalan dan bisa menghambat akses mobil pemadam kebakaran.

1 Rumah di Perum Sanggrahan Indah Makamhaji Sukoharjo Kebakaran Bikin Warga Panik

Merujuk data, Margono menyebut petugas damkar Sukoharjo setidaknya harus melakukan pemadaman sebanyak 28 kasus kebakaran sepanjang Januari hingga Juli. Kebakaran didominasi karena hubungan arus pendek dan human error.

Bencana kebakaran semakin diwaspadai terutama di daerah padat penduduk dan lahan kosong. Di antaranya pemukiman padat di wilayah Kartasura, Grogol, Mojolaban, Gatak, Baki, Sukoharjo. "Kasus kebakaran banyak terjadi di lingkungan padat penduduk dan lahan kosong," katanya.

Penyebab kebakaran biasanya karena warga lupa mematikan kompor sehingga memicu kebakaran. Kemudian kasus kebakaran di lahan kosong yang juga banyak terjadi karena ulah masyarakat yang membakar sampah sembarangan.

Riwayat Sastrawan Sapardi Djoko Damono, Dari Solo untuk Indonesia

“Jangan membakar sampah sembarang, terutama dekat lingkungan permukiman. Jika tertiup angin bisa merembet dan menyebabkan kebakaran,” katanya.

Guna mengantisipasi kebakaran, dia mengatakan terus memberikan sosialisasi dan simulasi penanganan jika terjadi bencana kebakaran. Simulasi pemadaman kebakaran ini diberikan terutama ibu-ibu rumah tangga, instansi pemerintahan, swasta, termasuk kader PKK di Sukoharjo.

Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan keahlian tentang teknik-teknik pencegahan dan penanggulangan kebakaran. “Supaya kasus kebakaran terus menurun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya