SOLOPOS.COM - Tampak bawah lukisan hasil karya pelukis China di langit-langit Pendopo Ageng Mangkunegaran, Solo, Minggu (27/3/2022). (Istimewa/Dokumentasi Pura Mangkunegaran)

Solopos.com, SOLO — Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran Solo dibangun dengan gaya arsitektur yang unik dan khas, bahkan lukisan di langit-langit pendapa juga menyimpan makna yang sangat mendalam.

Keindahan lukisan di langit-langit pendapa berusia 265 tahun itu mampu menghipnotis pengunjung. Selain makna yang mendalam, pembuatan lukisan di langit-langit pendapa tersebut menyimpan kisah menarik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Guide atau pemandu wisata Mangkunegaran Solo, Aji Dharma Sakti, mengatakan lukisan di langit-langit itu dibuat oleh seorang pelukis dari China yang berkolaborasi dengan arsitek asal Belanda Thomas Karsten.

Baca Juga: Jelajahi Spot-Spot Tersembunyi di Mangkunegaran Solo, Ada Apa Saja Ya?

Lukisan itu diberi nama Kumudowati. “Saat sang pelukis mengunjungi Mangkunegaran, dia mengeluhkan tidak ada yang bisa dilihat dan dinikmati. Maklum, karena pendapa hanya ruangan tanpa dinding,” ungkap Aji saat ditemui di Pendapa Pura Mangkunegaran Solo, Minggu (27/3/2022).

Sembari menunjukkan lukisan tersebut, Aji menjelaskan makna Kumudowati, yakni Sanepan atau ajaran dalam kehidupan. Lukisan tersebut didasari modam atau nyala api.

“Modam itu nyala api menggambarkan spirit seseorang, yang artinya hidup itu harus optimistis, spiritnya harus selalu ada, karena sifat api bisa membakar sifat buruk dalam seseorang,” katanya.

Baca Juga: Manuskrip Tertua Mangkunegaran Solo Berisi Kisah Adam & Raja-Raja Jawa

Aji melanjutkan di sela sela modam pada lukisan di langit-langit pendapa Mangkunegaran Solo itu terdapat lambang astronomi Jawa yang menggambarkan keberagaman karakter-karakter manusia, seperti halnya karakter dalam zodiak.

“Astronomi Jawa sama halnya dengan zodiak, setiap zodiak memiliki karakter yang berbeda, sehingga lukisan itu juga menggambarkan perbedaan karakter manusia,” ungkapnya.

Delapan Warna Aura Manusia

Setelah dari pinggiran lukisan zodiak, menuju ke lukisan Kumudowati di bagian tengah, pengunjung bisa melihat delapan warna yang menggambarkan delapan warna aura manusia. Ada delapan kotak yang bagian tengahnya masing-masing memiliki warna dan arti yang berbeda.

Baca Juga: Butuh Waktu Lama, Begini Proses Digitalisasi Naskah Mangkunegaran Solo

Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustrasi, putih mencegah pikiran birahi, oranye mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat,” jelasnya.

Diharapkan dalam rangkaian lukisan di langit-langit Pura Mangkunegaran Solo tersebut setiap orang mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manfaat positif bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Salah satu pengunjung Pura Mangkunegaran Solo, Sinta Maharani, mengatakan orang zaman dulu sangat pintar dan menjunjung tinggi nilai kebaikan. “Orang zaman dulu pemikirannya sungguh dalam, bahkan menciptakan karya seni seperti lukisan itu [Kumudowati] yang memiliki arti di masing-masing warna dan coraknya,” katanya.

Baca Juga: Ini Makanan Khas Mangkunegaran Solo, Pernah Mencicipi?

Pengunjung lain yang merupakan alumnus jurusan arsitektur Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Pristina, mengatakan dilihat dari detail dan konstruksi bangunannya, Pura Mangkunegaran sangat mengesankan dan thobisa menjadi inspirasi.

“Pendapa ini kan dirancang oleh arsitek Belanda, Karsten. Detailnya cantik dan artistik, setiap ke sini saya selalu kagum dengan konsep bangunannya,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya