SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (JIBI/Solopos/Dok.)

Daging oplosan, biasanya daging sapi dicampur daging celeng merugikan karena menipu masyarakat.

Solopos.com, BOYOLALI  Masyarakat Boyolali diminta mewaspadai peredaran daging sapi oplosan di wilayah setempat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Peringatan itu disampaikan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali setelah adanya pemberitaan di media massa terkait penangkapan satu truk daging celeng ilegal di Pelabuhan Merak Banten beberapa hari lalu. Daging itu akan dibawa ke Boyolali.

Kepala Disnakkan Boyolali, Bambang Jiyanto, sudah mengetahui kabar tersebut.

Selain memberikan peringatan kepada masyarakat, Disnakkan akan memperketat pengawasan daging yang ada di pasar-pasar tradisional karena khawatir adanya praktik oplosan daging sapi dan celeng.

“Yang terpenting, jika masyarakat mendapat tawaran harga daging sapi dengan harga sangat murah, maka patut waspada,” kata Bambang, saat ditemui , di ruang kerjanya, Rabu (11/2/2015).

Untuk diketahui rata-rata harga daging sapi saat ini adalah Rp90.000 per kilogram.

Menurut Bambang, untuk membedakan antara daging sapi dan daging celeng memang tidak mudah. Yang paling mudah, kata dia, tekstur daging sapi biasanya lebih kasar dibanding daging celeng. Warna daging celeng juga lebih pucat.

Kasi Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Disnakkan Boyolali, Hendro Kurnianto, menyampaikan selama ini Disnakkan rutin memeriksa daging-daging yang dijual di pasar tradisional.

“Memang sejauh ini kami belum pernah menemui adanya praktik daging oplosan. Hanya saja, sekitar tahun lalu ada distributor yang mengirim daging oplosan ke Semarang. Yang bersangkutan tertangkap di Semarang,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya