SOLOPOS.COM - Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang merugi. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) di Indonesia disebut merugi bahkan ada yang sampai dibubarkan.

Sejak lama Kementerian BUMN berkutat dengan problem sejumlah BUMN yang rugi, bahkan tidak beroperasi, sehingga berujung kepada pembubaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berikut daftar BUMN di Indonesia yang merugi seperti dikutip dari Bisnis, Selasa (18/7/2022):

Asuransi Jiwasraya

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mempublikasikan laporan keuangan 2021 dan memperoleh opini wajar, seperti halnya pada 2020. Perseroan tercatat tidak lagi menerima premi, mengalami penurunan nilai aset, tetapi masih memiliki hasil investasi yang naik tipis. Jiwasraya telah mempublikasikan laporan keuangan 2021 di situs resminya.

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, terdapat pula laporan keuangan dari 2020 hingga 2011, ketika perseroan telah dirundung gagal bayar maupun sebelumnya.

Satu-satunya perusahaan asuransi jiwa pelat merah itu—sebelum akhirnya IFG Life berdiri, sebagai anak usaha IFG—tercatat masih memiliki hasil investasi.

Baca Juga: Erick Thohir Siap Wujudkan Ekosistem Perikanan Indonesia Terintegrasi

Garuda Indonesia

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan rugi bersih US$1,66 miliar per September 2021, membengkak dari US$1,07 miliar per September 2020.

Dengan estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS, maka rugi bersih Garuda Indonesia mencapai Rp23,37 triliun. Sementara itu, liabilitas Garuda mencapai US$13,03 miliar atau sekitar Rp182,37 triliun, dengan ekuitas minus US$3,6 miliar atau Rp50,4 triliun.

PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk. (GIAA) mengonfirmasi rencana untuk menerbitkan obligasi dan ekuitas baru senilai total US$1,13 miliar sebagai bagian dari skema restrukturisasi utang perseroan.

Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) juga masuk dalam daftar BUMN di Indonesia yang merugi. Namun perlahan perusahaan ini sudah mengurangi rugi pada kuartal I/2022.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2022, WSKT mencatatkan penurunan rugi yang signifikan sebesar 80,2 persen menjadi Rp1,09 triliun. Namun, pendapatan masih turun 24,49 persen secara tahunan menjadi Rp12,22 triliun.

Proses PKPU saat ini juga masih berlangsung di anak usaha WSKT yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP). Masa PKPU tersebut sudah diperpanjang selama 30 hari hingga 22 Juni 2022. Sampai dengan April 2022, Waskita telah membukukan NKB sebesar Rp5,68 Triliun atau mencapai 24,93 persen dari target kontrak baru pada 2022 senilai Rp30 triliun.

Baca juga: Erick Thohir Dukung Kejakgung Usut Korupsi Blast Furnace Krakatau Steel

Selain BUMN yang merugi, Kementerian BUMN juga disebut akan membubarkan 7 BUMN yang sudah lama tidak beroperasi karena tidak jelasnya keberlangsungan perseroan.

Menteri BUMN Erick Thohir pernah mengatakan saat ini ada 7 BUMN yang perlu ditutup karena memang sudah lama tidak beroperasi. Ketujuh BUMN yang disebut merugi dan akan atau dibubarkan adalah:

1. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Merpati Nusantara Airlines (MNA) didirikan pada 1962 dan beroperasi di Jakarta. Namun, sejak 1 Februari 2014 Merpati resmi berhenti mengudara.

Penghentian ini terjadi karena masalah keuangan yang bersumber dari berbagai utang. Hingga saat ini, seluruh aset milik Merpati telah dioperasikan oleh PPA.

2. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)

PT Kertas Kraft Aceh (KKA) berhenti beroperasi sejak 2007 karena kesulitan mendapat bahan baku. Produsen kertas pembungkus semen ini memiliki pabrik dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun yang zona industri Lhokseumawe, Aceh Utara.

3. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero)

PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional atau yang lebih akrab dikenal dengan PT PANN merupakan perusahaan pelat merah yang bergerak dalam bidang pembiayaan kapal niaga.

Namun, PT PANN tercatat memiliki aset Hotel di Bandung yakni Garden Permata Hotel dan Hotel Grand Surabaya. Menurut perseroan, kedua hotel ini merupakan hasil sitaan perseroan ketika masih beroperasi sebagai perusahaan multifinance.

Baca Juga: Sudah Dibuka! Cek Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 37

4. PT Kertas Leces (Persero)

PT Kertas Leces merupakan pabrik kertas tertua kedua di Indonesia, mengalami masa sulit sejak 2014 karena menjalani proses gugatan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Namun, nasib Kertas Leces berakhir tragis setelah menerima putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada September 2018.



5. PT Istaka Karya (Persero)

Mengutip laman resmi perseroan, Istaka adalah perusahaan jasa konstruksi yang telah berdiri sejak 1979 dengan nama PT Indonesian Consortium of Construction Industries (ICCI).

Istaka Karya dikabarkan sempat berhenti beroperasi. Namun, saat ini, Istaka Karya tengah dalam proses penangan oleh PPA dan tengah melakukan restrukturisasi.

6. PT Industri Gelas (Persero)

PT Industri Gelas atau umumnya disingkat Iglas adalah produsen kemasan gelas, khususnya botol. Sejak 2015, Iglas berhenti berproduksi lantaran sepinya orderan. Selain itu, kondisi perseroan juga diperburuk akibat kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan Dirut Iglas Daniel Sunarya.

Baca Juga: Airport Tax Naik Saat Harga Tiket Pesawat Kian Mahal, Kenapa?

7. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)

PT Industri Sandang Nusantara (ISN) merupakan perusahaan tekstil milik pemerintah. ISN perusahaan ini merupakan penghasil benang tenun, karung dan karung plastik.

Mengutip dari laman resmi perseroan, ISN memiliki tujuh unit produksi yakni di Makassar, Pasuruan, Malang, Semarang, Tegal, Cilacap, dan Bandung.

Itulah sejumlah BUMN yang merugi Indonesia. Dari daftar BUMN yang merugi bahkan ada yang akan atau telah dibubarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya