SOLOPOS.COM - Ilustrasi tol. (Reuters-David McNew)

Solopos.com, KLATEN -- Sejumlah desa di Klaten menerima informasi terkait persiapan pengadaan tanah untuk pembangunan Tol Solo-Jogja dari Pemprov Jateng, Rabu (22/1/2020).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, sejumlah desa di Klaten menerima surat informasi terkait pengadaan tanah yang ditandatangani Pj. Sekda Jateng selaku Ketua Tim Persiapan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum Jateng, Herru Setiadhie.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam surat yang dibuat 17 Januari 2020 itu disebutkan luas tanah yang dibutuhkan pembangunan jalan tol Solo-Jogja di Jateng mencapai 4.721.551 meter persegi atau 472,155 hektare.

Sesuai rencana, perkirakan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah, Januari 2020-Desember 2020. Perkirakan pembangunan tol dari tahun 2021-2025.

Keren! Begini Penampakan Desain Flyover Purwosari Solo

Sesuai surat pengumuman bernomor 590/0001282 itu, diketahui jalan tol Solo-Jogja akan melintasi sejumlah desa dan kecamatan di Klaten.

Jumlah desa berkisar 50 desa. Sedangkan jumlah kecamatan mencapai 11 kecamatan.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Di antaranya kecamatan dan desa yang dilintasi, seperti Kecamatan Delanggu (Sidomulyo, Mendak); Kecamatan Polanharjo (Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan, Glagahwangi); Kecamatan Ceper (Kuncen); Kecamatan Klaten Utara (Kelurahan Bareng Lor, Kelurahan Gergunung, Jebugan); Kecamatan Karanganom (Ngabeyan, Brangkal, Beku, Tarubasan, Kadirejo, Jungkare); Kecamatan Ngawen (Kwaren, Manjungan, Tempursari, Pepe, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak, Duwet); Kecamatan Kebonarum (Malangjiwan, Karangduren, Menden); Kecamatan Karangnongko (Karangnongko, Demak Ijo, Jagalan, Gumul); Kecamatan Jogonalan (Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting, Dompyongan); Kecamatan Manisrenggo (Borangan, Barukan, Nangsri, Taskombang); Kecamatan Prambanan (Joho, Kebondalem Lor, Kokosan).

Beli Rumah? Ajukan KPR Online di Sini, Gampang Banget!

“Kami baru menerima surat pengumuman itu pagi ini [kemarin],” kata Kepala Desa (Kades) Gatak, Kecamatan Ngawen, Agus Budi Santoso, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (22/1/2020).

Agus Budi Santoso mengatakan jumlah bidang tanah terdampak jalan tol di desanya berkisar 126 bidang atau 71.910 meter persegi.

Driver Ojol Cantik Ini Melawan saat Dipepet Penumpang Laki-laki Nakal

Lahan terdampak itu berada di Dukuh Slametan, RT 011/RW 004 dan Dukuh Jetis, RT 012/RW 005. Jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak berkisar 50 KK.

“Sekitar 2-3 bulan lalu, dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat datang ke sini. Kami diberi jalur terbaru terkait pembangunan jalan tol. Yang terdampak ada permukiman, sawah, dan Fasum [Masjid Al Hidayah di RT 0011/RW 004]. Lahan masjid itu milik pemdes, tapi pembangunannya oleh warga,” katanya.

Biar Bisa Capai Orgasme, Ini Cara Stimulasi Payudara Wanita

Agus Budi Santoso mengaku sering memperoleh pertanyaan dari warganya terkait rencana pembangunan jalan tol. Meski seperti itu, Pemdes Gatak, Kecamatan Ngawen, belum berani menyosialisasikan secara detail lantaran masih menunggu aba-aba dari pemerintah pusat.

“Secara global, kondisi di sini kondusif. Banyak warga yang senang karena ada ganti untungnya juga. Di sini juga tidak ada makelar tanah. Harga tanah di bawah Rp100.000 meter persegi. Kami berharap, warga yang terdampak tol itu masih bisa berdomisili di sini. Kami akan siapkan lahan di atas tanah kas desa guna mendukung hal itu,” katanya.

Kisah Kelam PSK: Melayani Saat Mens

Hal senada dijelaskan Kepala Desa (Kades) Duwet, Kecamatan Ngawen, Suharwadi. Jumlah sertifikat tanah yang terdampak jalan tol mencapai 56 sertifikat. Selain rumah warga, terdapat juga makam desa seluas 320 meter.

“Ini kan program pemerintah pusat. Pemdes mendukung. Warga di sini banyak yang senang juga. Kami berharap, kondisi desa akan ramai saat jalan tol sudah dibangun,” katanya.

Mahasiswi Cantik UNS Solo Sukses Jualan Sari Lemon Beromzet Ratusan Juta

Camat Ngawen, Anna Fajria Hidayati, mengatakan sosialisasi dan konsultasi publik rencana pembangunan tol Solo-Jogja dari Pemprov Jateng dilangsungkan awal Febuari 2020.

Sejauh ini, pemerintah kecamatan sebatas menunggu informasi dari Pemkab, Pemprov, dan pemerintah pusat.



Tragis, Pria Ditemukan Tewas Tengkurap di Atas Istri Tertimpa Kandang Ayam

“Dari 13 desa di Ngawen, yang terdampak jalan tol ada sembilan desa. Di awal Februari nanti juga akan ada pendataan Fasum dan Fasos. Rencananya, di Ngawen ada satu rest area di Desa Manjungan [rest area lainnya di Klaten di Demak Ijo, Karangnongko]. Di Ngawen juga ada exit tol, yakni di Desa Ngawen [exit tol lain di Klaten berada di Borangan, Manisrenggo dan Kapungan, Polanharjo],” katanya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jaka Sawaldi, mengatakan pendataan Fasum dan Fasos mendesak dilakukan guna mencegah terjadinya persoalan yang dapat menghambat pembangunan tol. Hal itu seperti status tanah dan bangunan.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

“Dengan pendataan itu dapat mempersiapkan lahan/bangunan baru terhadap Fasum dan Fasos terdampak sejak jauh-jauh hari. Sehingga pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya