SOLOPOS.COM - Anak-anak dan warga mengarak bendera Merah-Putih dari tepi Rawa Jombor hingga Omah Bendera yang menempati rumah salah satu warga Dukuh Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Minggu (14/8/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Dukuh Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten dulunya dikenal menjadi basis organisasi terlarang. Saat ini, di Desa Krakitan telah dicanangkan sebagai salah satu Desa Pancasila

Salah seorang warga di Dukuh Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Asim Sulistyo, mengatakan orang tuanya bernama Hadi Sumarto merupakan seorang petani yang ikut memupuk rasa nasionalisme melalui jalur agama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sedari kecil, Asim mengatakan ayahnya secara pribadi memasang bendera di depan rumah menjelang peringatan HUT Kemerdekaan. Hal itu dilakukan Hadi sejak 1960-an.

Saat peristiwa G30S pada 1965, Hadi tetap melakukan tradisi memasang bendera di halaman rumah.

“Di sini dulu menjadi basis organisasi terlarang. Pernah juga bendera yang terpasang itu dicabuti. Tetapi tetap memasang bendera lagi,” kata Asim, Minggu (14/8/2022).

Baca Juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI, Ini Deretan Film Bertema Perjuangan

Sepeninggal ayahnya pada 1997, Asim melanjutkan tradisi memasang bendera Merah Putih di depan rumahnya hingga kini. Tak hanya memasang, Asim mengajak berbagai elemen mengirab bendera sekaligus memupuk semangat cinta Tanah Air.

Terkait Omah Bendera, Asim menjelaskan diberi nama nama Wosonegoro sesuai nama kakeknya. Wosonegoro merupakan salah satu warga Krakitan yang ikut berjuang melawan para penjajah.

“Omah bendera dimaksudkan untuk menyimpan bendera sekaligus menyimpan dokumentasi terkait kegiatan di sini. Harapannya bisa menjadi salah satu tempat menanamkan semangat cinta NKRI,” jelas Asim.

Sebagaimana diketahui, ratusan anak dan warga di Dukuh Bugel, Desa Krakitan menggelar kirab bendera Merah Putih, Minggu (14/8/2022). Jumlah bendera yang dikirab sebanyak 77, sesuai HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: “Tamasya” ke Rengasdengklok Memurnikan Kemerdekaan Indonesia

Kirab dilakukan dari tepi Rawa Jombor. Berjalan ratusan meter, iring-iringan kirab membawa tumpeng dengan bagian ujung tertancap bendera Merah Putih.

Kegiatan itu diikuti anak usia TK, SD, dan SMP serta anggota Inkai. Tak hanya itu, kegiatan diikuti warga mulai dari pemuda hingga nenek-nenek.

Seusai kirab, mereka menggelar upacara bendera di halaman rumah warga sekaligus peresmian Omah Bendera Wonosegoro.

Asim Sulistyo selaku Inisiator kegiatan mengatakan kegiatan itu ditujukan melestarikan tradisi yang sudah dilakukan orang tuanya. Saban tahun, keluarga Asim memiliki tradisi memasang bendera dengan jumlah sesuai HUT Kemerdekaan.

Baca Juga: Dari Kuliner hingga Wisata, Ini Daftar Promo HUT ke-77 Kemerdekaan RI

“Setiap tahun tambah satu bendera,” kata Asim.

Kepala Desa (Kades) Krakitan, Nurdin, mengapresiasi konsistensi keluarga besar Wosonegoro terus menggelorakan semangat nasionalisme ke generasi muda. Dia berharap langkah yang dilakukan di Dukuh Bugel bisa menular ke kampung lainnya di Krakitan.

“Ini tentu saja mendukung Krakitan yang sudah dicanangkan menjadi salah satu Desa Pancasila. Ini menjadi ikon desa dan kami berharap bisa memotivasi masyarakat secara luas,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya