Solopos.com, SRAGEN — Para sukarelawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 Kabupaten Sragen menyampaikan unek-unek atau curahan hati mereka saat rapat lesehan dengan Bupati Sragen di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sragen, Sabtu (10/7/2021).
Mereka membutuhkan alat kerja seperti cangkul, linggis, dan seterusnya, alat pelindung diri (APD), serta mobil operasional untuk mengangkut jenazah. Para sukarelawan memilih tidak mengambil anggaran yang sebenarnya bisa diambilkan dari dana refocusing 8% dari dana alokasi umum (DAU).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Rapat koordinasi itu dipimpin Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi Direksi RSUD dr Soehadi Prijonegoro (RSSP) Sragen, Direksi RSUD dr Soeratno Gemolong. Juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK), Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan instansi terkait lainnya.
Baca Juga: Sehidup Semati, Pasutri Positif Covid-19 Asal Masaran Sragen Meninggal Bersamaan
Para camat juga ikut bergabung dalam rapat dengan sukarelawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 dengan Bupati Sragen itu. “Hari ini, kami mengumpulkan sukarelawan semua untuk berkoordinasi. Saya juga ingin mendengarkan unek-unek mereka selama ini dalam proses pemakaman jenazah Covid-19,” ujar Bupati saat ditemui wartawan seusai rapat koordinasi, Sabtu.
Ternyata, Bupati mengatakan unek-unek mereka banyak, seperti kebutuhan APD, kebutuhan alat kerja, dan mobil operasional. “Mau pinjam cangkul saja ada warga yang tidak mau meminjamkan. Nah, tadi satu per satu permasalahan sudah teratasi semua,” imbuhnya.
Pasien Meninggal di Rumah
Yuni, sapaan akrab Bupati, menyampaikan banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal itu ternyata ada yang kiriman dari rumah-rumah dan rumah sakit lainnya. Ia menerangkan dari 21 jenazah pada Jumat (9/7/2021) itu ternyata ada 10 jenazah yang berasal dari kiriman rumah-rumah dan rumah sakit lain.
Baca Juga: Antrean IGD Panjang, Banyak Pasien Covid-19 di Sragen Meninggal karena Kritis
Ia melihat isolasi mandiri di rumah-rumah itu tidak bisa dipantau dan ketika terjadi perburukan akibatnya menjadi fatal. Yuni menyampaikan proses pemulasaraan jenazah tetap ada di RSSP Sragen.
Para sukarelawan yang bertugas menjemput jenazah di kamar jenazah RSSP sampai melakukan pemakaman dengan protokol Covid-19. Bupati mengatakan sebenarnya ada alokasi anggaran dari dana refocusing untuk operasional pemakaman jenazah Covid-19.
Tetapi banyak sukarelawan yang memilih tidak mengambil anggaran itu karena niat mereka murni untuk ibadah. Yuni salut dan berterima kasih kepada para sukarelawan itu karena tidak mau mengambil hak yang disediakan negara.
Baca Juga: Kasus Kematian Tinggi, RSSP Sragen Tambah Tenaga Pemulasaraan Jenazah
Sebagai gantinya, Yuni meminta para sukarelawan pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Sragen membuat proposal untuk kebutuhan kelengkapan dalam menjalankan tugas sukarelawan.
Edukasi Ke Masyarakat
Proposal diharapkan masuk pada Senin (17/7/2021) sehingga langsung segera dibelanjakan oleh BPBD. Menurut Yuni, yang terpenting adala edukasi ke masyarakat bahwa menjadi sukarelawan itu tidak berarti untung.
“Masyarakat tetap diajak bergotong-royong untuk membantu mereka, meskipun sekadar meminjami cangkul. Total ada 11 kelompok sukarelawan pemakaman jenazah Covid-19 yang menyebar ke 20 kecamatan,” jelasnya.
Baca Juga: Di Sragen, Jenazah Pasien Covid-19 Pun Harus Antre Untuk Pemulasaraan
Yuni meminta kepada para camat yang hadir juga ikut merespons dengan menyiapkan sukarelawan di tingkat kecamatan sesuai kebutuhan. Ia meminta Satuan Tugas (Satgas) Desa juga digiatkan.
“Para sukarelawan ini ternyata banyak yang belum dapat vaksin Covid-19. Saya minta Selasa besok sudah harus vaksin semua,” ujarnya.
Dari sebaran jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan oleh sukarelawan, kebanyakan wilayah Sragen Kota, Karangmalang, dan Kedawung. Meskipun ada yang dari Tangen, Ngrampal, Sambungmacan, dan Sambirejo.