SOLOPOS.COM - Muhammad Fathurahman melakukan finisih pada kap lampu dari bahan batok kelapa di rumahnya kompleks Mesjid Agung Kauman, Solo, awal pekan kemarin. Kerajinan cup lampu tersebut saat ini mulai kebanjiran pesanan. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)


Muhammad Fathurahman melakukan finishing pada cup lampu dari bahan batok kelapa di rumahnya kompleks Mesjid Agung Kauman, Solo, awal pekan kemarin. Kerajinan cup lampu tersebut saat ini mulai kebanjiran pesanan. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Kreasi limbah batok kelapa memang tiada habisnya. Jika selama ini limbah batok kelapa banyak dibuat dalam bentuk asesoris, kini ada limbah batok yang dikreasikan menjadi cup lampu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Uniknya, cup lampu yang dikembangkan warga Komplek Masjid Agung No 8, Kauman, Solo, M Fathurahman S, ini lebih banyak memanfaatkan batok kelapa muda. Sehingga, hasil cup lampu berwarna krem keputihan, tidak hitam atau coklat tua. Selain itu, cup lampu juga dikombinasikan dengan limbah dahan pohon sehingga tidak seperti cup lampu duduk biasa.

Usaha kerajinan limbah batok kelapa ini sudah ditekuninya sejak dua tahun lalu. Tapi, dua bulan belakangan ini Fathurahman mencoba berkreasi agar kerajinan batok kelapa yang dia hasilkan bisa memiliki nial jual yang lebih tinggi.

“Kalau hanya dibuat asesoris atau pernak pernik, keuntungannya sangat tipis apalagi sekarang pemainnya sudah mulai banyak. Saya berharap dengan dibuat cup lampu, maka bisa bernilai lebih tinggi,” kata Fathurahman, saat ditemui Solopos.com, di lokasi usahanya, awal pekan kemarin.

Cup lampu itu berbahan dasar limbah batok kelapa muda, kayu mahoni dan limbah dahan pohon, ditambah selang kabel dan spon sebagai pengait cup dengan dahannya. Hanya dengan bahan-bahan itu, dia bisa membuat cup lampu unik dengan harga jual mulai dari Rp40.000 hingga lebih dari Rp1 juta.

Untuk membuat batok kelapa itu menjadi halus dan mengkilap, ada beberapa proses yang harus dilalui, mulai dari amplas kasar, kemudian dibuat pola hiasan seperti lubang di sekeliling dinding batok, kemudian baru diamplas halus. Setelah itu, batok diberi melamin agar hasilnya lebih mengkilap, kuat dan lebih tahan banting.

Batok kelapa muda dia dapatkan dari tiga suplier dan masing-masing suplier sanggup memasok sepuluh batok per harinya. Sementara, dahan pohon bisa dia dapatkan bebas di manapun ada pohon yang ditebang atau tumbang.

“Jadi, dari kebutuhan bahan baku sangat murah.”

Selama dua bulan terakhir ini dia sudah memproduksi sekitar 100 cup lampu. 100 cup lampu itu sudah dipasarkan ke beberapa kota seperti Jogja, Jakarta, Kalimantan dan sekitar Solo. Saat ini memiliki empat tenaga kerja.

“Selama ada bahan baku saya terus memproduksi untuk kemudian saya jual di pasar lokal. Pekan ini target saya bisa buat 50 cup lampu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya