SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI –– Sejumlah petani tembakau di Kecamatan Cepogo, memilih menunda menanam tembaku mengingat kondisi cuaca belum bisa dipastikan kemarau. Sementara pemilik tanaman varietas itu dengan usia tiga bulan, merasa was-was.

Hal itu sebagaimana disebut salah satu petani yang ditemui Solopos.com, Selasa (21/5/2013), di Desa Genting, Slamet Hartono, 47.. “Kan sudah ada yang memulai menanam [tembakau]. Bagi tanaman yang menginjak usia tiga bulan, itu yang rawan karena sudah gendul [muncul bunga],” ujarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Slamet mengatakan tanaman usia tersebut memungkinkan mati jika terus-menerus terguyur hujan. Sebagaimana diketahui, varietas itu tak cocok ditanam di musim hujan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Lama kelamaan akarnya yang terkena lalu tak kuat dan mati,” tambahnya yang juga memiliki sepatok lahan dengan tembakau usia tersebut.

Dia tak mengelak turut merasa khawatir lantaran intensitas hujan dalam sepekan terakhir relatif tinggi. Dia berharap tanaman tembakau di ladang lain menjadi cadangan jika risiko terberat karena cuaca memungkinkan menyerang tanamannya usia tiga bulan.

“Ada beberapa yang dua bulan, nah itu malah aman asal bulan depan benar-benar sudah kemarau,” imbuh Slamet.

Petani lainnya, Sukardi, 53, mengatakan sebagain petani baru memulai menanam tembakau.
“Sekitar dua pekan saya tanam tembakau, rawan juga jika terus hujan seperti beberapa hari terakhir,” katanya.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali, Teguh Sambodo mengonfirmasi cuaca tak menentu belekangan ini membuat petani ragu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya