SOLOPOS.COM - Logo KP2KKN

Solopos.com, SEMARANG — Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah menuding adanya indikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di provinsi ini. KP2KKN mencatat adanya 4 kasus yang diperoleh dari laporan masyarakat maupun hasil investigasi lapangan terkait dengan proses perekrutan CPNS Jateng 2013.

“Hasil laporan masyarakat dan investigasi di lapangan ditemukan indikasi calo tenaga honorer K2 yang ingin lulus menjadi CPNS di Kabupaten Grobogan dengan membayar Rp50 juta hingga Rp75 juta kepada oknum pejabat,” ungkap Mochammad Chafidi Satwiko dari Badan Pekerja KP2KKN Jateng di Semarang, Senin (30/9/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain calo di Kabupaten Grobogan, KP2KKN juga menemukan indikasi calo di daerah lain, yakni dengan membayar Rp200 juta agar dapat menjadi CPNS di kabupaten/kota di Jateng dengan skema pembayaran dapat diberikan jika sudah diterima menjadi CPNS atau mendapatkan surat keputusan (SK).

Ada pula dugaan praktek kolusi dan nepotisme dalam perekrutan CPNS dosen di 2 universitas negeri di Jateng. Indikasinya adalah hanya meloloskan orang yang memiliki kedekatan dan hubungan kekeluargaan dengan pegawai serta pejabat di lingkungan universitas tersebut.

Chafidi menambahkan, KP2KKN mengajak masyarakat terus memantau proses rekrutmen CPNS 2013 dengan harapan dapat meningkatkan kualitas proses seleksi CPNS menjadi lebih transparan, akuntabel, dan minim KKN.

Sejumlah kemungkinan pelanggaran dalam perekrutan CPNS Jateng, di antaranya adalah menjadikan seleksi itu ajang kepala daerah yang memenangi pilkada untuk membalas budi kepada tim sukses dan pendukungnya, misalnya politisi lokal maupun nasional yang menitipkan kerabat, teman, atau pihak agar dibantu proses perekrutan. Kemungkinan lainnya, proses perekrutan CPNS sering dijadikan sumber dana ilegal yang cukup besar melalui praktek suap, pemerasan, dan pungutan liar, karena praktek tersebut sulit ditindak kecuali jika tertangkap tangan atau adanya pengakuan dari salah satu pihak.

“Kami berharap proses rekrutmen CPNS di Jateng tahun ini dapat berlangsung jujur, adil, dan transparan sehingga dapat mencetak PNS yang berorientasi pada pelayanan prima, mengedepankan integritas, serta profesionalisme dalam bekerja,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya