SOLOPOS.COM - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meninjau salah satu ruangan di RS Lapangan Joglo Dungus di Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Rabu (3/2/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, SURABAYA — Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan perlu ditarik rem darurat untuk menghentikan penyebaran kasus Covid-19 melalui pembatasan mobilitas sosial.

“PPKM Darurat sesuai instruksi Presiden Jokowi ini menjadi harapan besar bagi kita untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 di Jawa Timur. Karenanya, koordinasi dan sinergi terkait pelaksanaan PPKM Darurat dengan berbagai pihak terkait harus terus dilakukan,” kata Khofifah yang dikutip dari siaran pers, Jumat (2/7/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, Pemprov Jatim telah menambah bed di ruang isolasi maupun ICU isolasi Covid-19.

Baca juga: Berstatus Level 4, Madiun Siap Berlakukan PPKM Mikro Darurat!

Khofifah mengatakan pada bulan Juni 2021, pihaknya telah melakukan ekspansi besar-besaran ICU isolasi dari 850 bed menjadi 1.219 bed. Sedangkan di ruang isolasi dari 7.110 bed menjadi 12.515 bed.

Meskipun telah dilakukan penambahan bed, kata Khofifah, dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19 ini tidak akan pernah cukup jika hanya menangani hilirnya saja.

Gubernur menuturkan sembari menyiapkan teknis PPKM Darurat yang akan diatur dalam Inmendagri, tiap daerah di Jatim diharapkan mampu melakukan percepatan proses vaksinasi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Madiun Raya Jadi Perhatian Pemprov Jatim

Berdasarkan kalkulasi dan breakdown yang mendetail, target vaksinasi diharapkan bisa tercapai dua juta orang divaksinasi per hari.

“Kami dapatkan bahwa satu kabupaten/kota di Jatim memiliki target rentang antara 10-50 ribu vaksinasi per hari. Mohon para bupati/wali kota memperhatikan dan berusaha semaksimal mungkin mencapai breakdown target per kabupaten/kota,” ujar dia.

Bak Penampung Selalu Kurang

Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan kasus Covid-19 di Jatim ini sudah mencapai third wave. Bila ada banjir bandang kasus Covid-19 dari atas mengalir ke bawah, bagaimanapun meski ada bak penampung (rumah sakit), sebesar apa pun bak penampung tersebut akan selalu kurang. Sehingga yang perlu dilakukan adalah membuat hulu terbendung.

Baca juga: Membanggakan! Desa Pule Madiun Masuk Nominasi Lomba Desa Jatim 2021

Untuk itu, perlu ada pembatasan secara tegas yang membuat orang tetap stay at home, sembari melakukan pencegahan yang sifatnya promotif, preventif, kuratif, dan percepatan vaksinasi.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, per Kamis (1/7/2021), penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.397 orang. Sehingga kasus total konfirmasi positif di Jatim mencapai 174.430 orang.

Penambahan kasus harian ini merupakan rekor tertinggi di Jatim sejak awal Covid-19 tahun lalu. Penambahan ini lebih tinggi dari puncak kedua yang terjadi 15 Januari 2021 yaitu sebanyak 1.198 orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya