SOLOPOS.COM - Ilustrasi terkena influenza. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebut Covid-19 bisa menjadi flu biasa di masa mendatang. Namun hal ini bisa terpenuhi jika kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan (prokes) bisa diterapkan secara umum.

“Sekarang masyarakat terbiasa memakai masker dan tidak lagi malas mencuci tangan, dan interaksi agak berkurang. Kalau perilaku ini jadi hal umum, maka mungkin saja suatu ketika [Covid-19] akan diberlakukan seperti flu biasa,” kata Erlina Burhan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat PDPI, Senin (24/1/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagaimana diketahui saat ini sejumlah negara sudah menganggap Covid-19 seperti flu biasa.  Awalnya pemerintah Singapura, lalu sekarang Spanyol menganggap varian Omicron seperti flu biasa. Hal ini tentu memancing prokontra.

Erlina mengatakan, ada kemungkinan sebagian varian SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat diperlakukan mirip seperti penyakit flu biasa atau musiman, khususnya varian dengan gejala yang ringan seperti Omicron. Erlina menyebut, Omicron memiliki gejala yang relatif mirip dengan influenza biasa, seperti batuk kering, nyeri pada tenggorokan, pilek, sakit kepala, nyeri di perut, dan demam.

Baca Juga: Lee Seung Hoon Winner Positif Covid-19

“Berdasarkan laporan 43 kasus Omicron di Amerika Serikat pada 1–8 Desember 2021, data dari 37 pasien simptomatik [bergejala] yang mengalami batuk 89 persen, fatigue 65 persen, hidung tersumbat 59 persen, demam 38 persen, mual atau muntah 22 persen, sesak napas 16 persen, diare 11 persen, dan anosmia 8 persen,” ujarnya seperti dikutip dari Bisnis.com pada Senin (24/1/2022).

Sementara itu, berdasarkan pengamatan pada 17 pasien probable Omicron dan Omicron di RSUP Persahabatan, kata Erlina, sebanyak 65 persen bergejala ringan, batuk kering 63 persen, nyeri tenggorokan 54 persen, pilek 27 persen, sakit kepala 36 persen, dan demam 18 persen.

Menurutnya, Omicron pada kalangan tertentu, seperti lansia, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, serta anak-anak tetap memerlukan perhatian secara khusus, terutama saat derajat kesakitan bersifat sedang, berat, atau parah akan memerlukan perawatan medis.

Baca Juga: Tiga Personel Positif Covid-19, Ikon Rehat Sejenak dari Dunia Hiburan

Erlina juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap enteng Omicron yang ada saat ini. Sebab, muncul kekhawatiran narasi Covid-19 yang dapat diperlakukan sama dengan penanganan flu biasa berisiko memicu perilaku abai masyarakat terhadap kepatuhan pada protokol kesehatan. “Gejala flu pada Omicron ini memerlukan perlakuan khusus, contohnya memakai masker, isolasi saat terpapar. Itu tidak dilakukan oleh orang dengan flu biasa, mereka tetap beraktivitas di luar rumah tanpa masker, sedangkan Omicron bisa menular dan berat juga, bahkan meninggal,” jelasnya.

Secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengemukakan sejumlah perbedaan spesifik Omicron dan flu biasa. “Flu tidak ada anosmia [hilang penciuman], meskipun di Omicron juga jarang terjadi,” katanya. Selain itu, Omicron dapat dibedakan dengan flu biasa berdasarkan hasil pemeriksaan PCR melalui metode S-Gene Target Failure (SGTF) untuk deteksi dini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya