SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, KLATEN — Belasan siswa di salah satu SMP swasta di Klaten diduga menjadi korban penganiayaan oleh salah satu guru. Peristiwa itu terjadi lantaran mereka melakukan pelanggaran mencoret-coret tembok atau melakukan aksi vandalisme.

Salah satu orang tua, IK, 45, mengatakan ada 15-16 siswa yang dihukum lantaran mencoret-coret tembok sekolah. Belasan siswa itu lantas dipanggil guru bimbingan konseling (BK).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belasan siswa itu dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran kedisiplinan. Mereka diminta membersihkan tembok sekolah yang sudah dicoret-coret dan mengecat lagi.

Setelah itu, ada kesepakatan belasan anak itu iuran Rp10.000 per orang dan pengecatan dilakukan oleh karyawan sekolah setempat. Peristiwa itu terjadi sekitar dua pekan lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

“Anak-anak juga diskors mengerjakan tugas di rumah selama dua hari,” kata IK saat ditemui wartawan di rumahnya di Kecamatan Ngawen, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga: Daftar 5 SMA Terbaik di Jateng Tahun 2022 serta Profilnya

Setelah menjalani sanksi tersebut, IK menjelaskan permasalahan sebenarnya sudah selesai. Siswa kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

Namun, belasan siswa itu dipanggil lagi ke ruang BK, Selasa (30/8/2022). Mereka ditemui salah satu guru mata pelajaran berinisial M.

“Saat itu dari 15-16 orang, yang tidak masuk tiga orang,” jelas IK.

Oleh M, siswa yang dikumpulkan ke ruang BK itu diduga ditendang pada bagian kepala. Selain itu, wajah mereka diolesi minyak jelantah oleh M.

Baca Juga: SMA Swasta Soloraya Makin Bersinar, Disdik Jateng Sebut karena Programnya Bagus

“Dia juga menyampaikan kata-kata kok menyangkut orang tua. Katanya kalau tidak terima, orang tua suruh ke sini. Ya saya tidak terima,” kata IK.

Mengetahui anaknya diduga mendapatkan perlakuan kasar oleh salah satu guru, IK langsung menghubungi wali kelas.

“Katanya sudah dikoordinasi sekolah dan akan diselesaikan di pihak sekolah,” kata dia.

Orang tua siswa yang diduga menjadi korban penganiayaan lantas diundang ke sekolah, Kamis (1/9/2022). Mereka dipertemukan dengan M.

Baca Juga: Berebut Piala Bupati Klaten, 18 Kelompok Tingkat SD Ikuti Lomba Dolanan Anak

“Iya, sudah dipanggil ke sekolah. Tetapi titik terangnya belum ada. Guru yang diduga itu juga minta maaf ada kesalahan,” jelas IK.

Disinggung langkah untuk menempuh jalur hukum, IK mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan orang tua siswa lainnya.

IK menjelaskan anaknya berinisial R yang kini duduk di kelas IX mengalami benjol pada bagian kepala diduga akibat ditentang oleh M. R masih masuk sekolah mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

Kepala salah satu SMP swasta itu, H, membenarkan sudah mengundang orang tua siswa yang diduga menjadi korban penganiayaan salah satu guru.

Baca Juga: Duh! 75 Peserta Mangkir di Hari Perdana Seleksi Perdes Klaten

“Kami sudah mengundang wali murid dan sudah hadir di sekolah. Intinya Pak guru itu sudah mengakui bahwa itu kekhilafan dan sudah membuat surat pernyataan tidak akan diulangi lagi,” kata H saat dikonfirmasi wartawan melalui telepon, Kamis sore.

H menjelaskan belasan siswa itu kini masih mengikuti kegiatan pembelajaran seperti biasa. Dia menegaskan kekerasan maupun bullying tak dibenarkan terjadi di lingkungan sekolah.

Apalagi, sekolah yang dia pimpin menjadi salah satu sekolah penggerak. Akan ada pembinaan khusus kepada M pascakejadian tersebut.



“Saya sebagai pengelola sekolah meyakinkan bahwa itu tidak akan terjadi lagi di sekolah,” jelas H.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya