SOLOPOS.COM - Pedagang bermotor berjualan di sisi utara Jl. Slamet Riyadi, Solo pada jalur Solo Car Free Day (CFD), Minggu (4/9/2022). (Espos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pedagang berjualan di sisi utara Jl. Slamet Riyadi Solo saat Solo Car Free Day atau CFD Solo, Minggu (4/9/2022). Hal itu karena sisi selatan atau city walk sudah penuh.

Pantauan Solopos.com, sekitar pukul 08.10 WIB, sejumlah pedagang berjualan di utara Jl. Slamet Riyadi Solo saat CFD. Mereka pedagang yang menggunakan sepeda motor, di antaranya es potong dan siomai. Ada juga pedagang yang tidak memakai sepeda motor, seperti sepatu dan tahu susu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pengunjung CFD Solo lebih banyak membeli es potong dan siomai. Ada belasan orang yang membeli es potong dalam waktu 10 menit. Pelanggan es potong dari berbagai usia.

Pedagang es potong, Sumarmo, 55, menjelaskan biasa berjualan di kawasan kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pada Minggu, dia berjualan di area CFD Solo. Biasanya, dia berjualan di timur Sami Luwes Slamet Riyadi Solo. Namun, area itu steril dari pedagang saat ini.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya diminta ke sini. Sebenarnya ingin bergabung sama pedagang lain di city walk, namun kondisinya penuh,” kata dia kepada Solopos.com.

Baca Juga : PKL CFD Solo Terus Bertambah, Citywalk Kini Sumpek dan Penuh Sesak

Dia mengatakan tidak ada lagi tempat berjualan di city walk sehingga harus menggelar dagangan di sisi utara Jl. Slamet Riyadi Solo. Ada petugas yang memantau saat pagi hari. “Saya berharap semua [area CFD dari Ngapeman-Gladak] bisa untuk berjualan lagi karena waktunya singkat. Paling hanya dua jam,” ujar dia.

Hal senada disampaikan Muji, 51. Dia sudah kali kelima berjualan siomai di sisi utara Jl. Slamet Riyadi. Dia tertarik berjualan karena ada yang mengajak berjualan di CFD. Menurutnya banyak pelanggannya beraktivitas di CFD.

“Sisi selatan kan kemungkinan sudah ada paguyuban pedagang. Boleh dikatakan sebelah sini [sisi utara] kosong,” paparnya.

Dia mengatakan mencari tempat yang lebih longgar untuk berjualan. Di sisi lain, Muji mengaku ada petugas yang menarik retribusi. Muji memberikan masukan agar jalur lambat atau city walk Jl. Slamet Riyadi dari Gendengan sampai Ngapeman dapat dimanfaatkan pedagang kaki lima (PKL) yang belum tergabung dalam paguyuban.

Sejumlah warga juga menyampaikan aspirasi mengenai pembukaan kawasan Ngapeman sampai Gladak. Warga berharap kawasan itu bisa digunakan PKL untuk berjualan saat CFD. Aspirasi itu disampaikan melalui Unit Layanan Aduan Surakarta.

Baca Juga : Tanggapi Usulan CFD Solo Tanpa Pedagang, Gibran: Tambah Diprotes Aku…

Di sisi lain, Dinas Perdagangan merespons bahwa CFD harus diatur dan ditata. Hal itu karena CFD harus mengakomodir semua kepentingan. Namun, Dinas Perdagangan berjanji akan terus melakukan evaluasi pelaksanaan CFD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya