SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Perusahaan perbankan yang dikenal sebagai penerbit kartu kredit terkemuka, Citibank atau Citi Indonesia, memutuskan menutup bisnis ritelnya di Indonesia.

Langkah bisnis ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, bagaimana nasib nasabah kartu kredit Citibank?

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Perusahan yang merupakan bagian perusahaan finansial asal Amerika Serikat Citigroup Inc. itu memastikan tidak ada perubahan secara langsung bagi para nasabah kendati Citi Indonesia akan keluar dari bisnis ritel perbankan di Indonesia.

Baca juga: Pengemis di Madiun Jadi Korban Tabrak Lari, Pelakunya Ditangkap di Nganjuk

Ekspedisi Mudik 2024

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menegaskan rencana Citi Indonesia untuk berfokus pada perbankan korporasi tidak akan menimbulkan perubahan langsung dalam operasional perbankan Citi Indonesia, termasuk untuk nasabah kartu kredit.

"Untuk saat ini, tidak ada perubahan pada cara Citi melayani nasabahnya di dalam Indonesia sebagai akibat dari pengumuman ini. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa nasabah dapat terus menerima layanan terbaik, dan kami akan terus beroperasi seperti biasa," ujar Batara ketika dihubungi Bisnis.com pada Jumat (16/4/2021).

Dia juga menekankan agar para nasabah, khususnya pemegang kartu kredit bank Citi Indonesia, tidak khawatir. Batara mengatakan dalam waktu dekat tidak akan ada perubahan layanan.

Baca juga: Alamak! Ada 500 Warung Olahan Daging Anjing di Soloraya

Merombak Arah Bisnis

"Tidak ada perubahan seketika pada cara Citi melayani para perbankan ritel maupun kartu kredit di Indonesia sebagai hasil dari pengumuman ini," tutup Batara.

Sebelumnya, Citigroup Inc. mengumumkan akan merombak bisnis consumer banking globalnya bersamaan dengan rilis hasil kinerja keuangan kuartal pertama 2021.

Dalam siaran persnya, CEO Citi, Jane Fraser, menyatakan bahwa Citi akan memfokuskan kehadiran bisnis Global Consumer Bank di Asia dan EMEA (Europe, the Middle East, and Africa) pada empat global wealth center dan keluar dari bisnis consumer banking di 13 negara, termasuk Indonesia. Kebijakan ini tentu berdampak pada Citi Indonesia.

Baca juga: Konsumsi Daging Anjing di Soloraya Tertinggi Se-Jateng

"Citi akan fokus pada global consumer bank di Asia dan EMEA melalui empat wealth center di Singapura, Hong Kong, UAE, dan London. Oleh karena itu, Citi berencana untuk keluar dari bisnis konsumer di 13 wilayah," demikian pernyataan resmi yang dirilis pada Kamis (15/4/2021).

Adapun, pada kuartal I/2021, Citigroup yang menaungi Citi Indonesia membukukan laba bersih senilai US$7,9 miliar dengan pendapatan senilai US$19,3 miliar.

Jika dibandingkan dengan kinerja kuartal I/2020, dari sisi pendapatan terdapat penurunan 7 persen yoy dari US$20,7 miliar. Sementara, laba bersih justru mengalami kenaikan dari US$2,5 miliar yang didorong oleh biaya kredit yang lebih rendah.

Baca juga: Kasus Pria Aniaya Perawat Siloam, Begini Cara Kendalikan Kemarahan

Penjelasan OJK

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan penjelasan terkait Citibank yang akan menutup layanan ritel perbankan di Indonesia.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan OJK telah menerima penjelasan dari Citi Indonesia. Pada hakekatnya Citibank Indonesia masih menunggu detail keputusan karena belum terdapat rincian teknis pelaksanaan.

“Citibank Indonesia sudah berkomitmen untuk senantiasa mematuhi ketentuan di Indonesia dalam menindaklanjuti strategic direction ini. Bisnis consumer banking akan tetap berjalan (business as usual) hingga direction dari global terkait timeline penutupan business consumer banking diterima," ujar Anto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya