SOLOPOS.COM - Pebulutangkis ganda putri Indonesia Oktila Leani Ratri (kiri) dan Sadiyah Khalimatus berpose dengan medali emas saat prosesi penyerahan medali bulutangkis nomor ganda putri kategori SL3-SU5 pada Paralympic Games Tokyo 2020 di Yoyogi National Stadium, Tokyo, Jepang, Sabtu (4/9/2021). Emas pertama Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 datang dari cabang bulutangkis ganda putri. (Antara/HO-NPC Indonesia)

Solopos.com, TOKYO – Seluruh pertandingan cabang olahraga di Paralimpiade Tokyo 2020 telah tuntas. China menjadi juara umum dalam perolehan medali.

Sementara itu, Indonesia finish di urutan ke-43 dengan memperoleh pencapaian terbaik sejak mengikuti paralimpiade kali pertama pada 1976.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

China secara total meraih 207 medali dengan rincian 96 emas, 60 perak, dan 51 perunggu. Britania Raya ada di posisi kedua dengan 124 medali yang terdiri atas 41 emas, 38 perak, dan 45 perunggu.

Sembilan Medali

Dikutip dari detik, Minggu (5/9/2021), Indonesia di posisi ke-43 dengan mengumpulkan sembilan medali. Tim Merah-Putih mengoleksi dua emas, tiga perak, dan empat perunggu.

Medali emas semuanya dipersembahkan lewat cabang bulu tangkis. Pertama lewat Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di sektor ganda putri dan Hary Susanto/Leani Ratri Oktila di ganda campuran.

Baca Juga: Indonesia Akhiri Puasa Medali Emas Paralimpiade, Ini Kisah Perjuangan Ratri/Khalimatus 

Medali perak pertama kali persembahkan oleh Ni Nengah Widiasih dari cabang angkat berat. Itu sekaligus menjadi medali pertama yang didapatkan Indonesia pada ajang Paralimpiade Tokyo 2020.

Cabang bulu tangkis kemudian menyusul dengan menyumbang dua medal perak. Adalah Dheva Anrimusthi dari sektor tunggal putra dan Leani Ratri Oktila di tunggal putri yang mempersembahkan perak.

Baca Juga: Leani Ratri Siap Unjuk Gigi di Para Bulu Tangkis Paralimpiade Tokyo 2020 

Saptoyoga Purnomo menjadi atlet dari cabang atletik yang mempersembahkan medal perunggu di nomor lari 100 meter.

David Jacobs dari tunggal putra tenis meja juga ikut menyumbang medali perunggu.

Bulu tangkis juga ikut menyumbang medali perunggu. Ada dua perunggu yang disumbangkan oleh Suryo Nugroho di tunggal putra SU5 dan Fredy Setiawan di tunggal putra SL4.

Paling Bagus

Catatan medali Indonesia ini adalah yang paling bagus dalam sejarah Paralimpiade.

Kali terakhir Indonesia meraih dua emas pada ajang debut di tahun 1976 dan berlanjut ke tahun 1980.

Thailand menjadi wakil Asia Tenggara yang berada di posisi paling bagus, yakni urutan ke-25. Thailand menyabet lima medali emas, lima perak, dan delapan perunggu.

Selanjutnya ada Malaysia di posisi ke-39 dengan tiga emas dan dua perak. Singapura di urutan ke-48 dengan dua medali emas.

Berikut rekam jejak medali Indonesia di Paralimpiade:

1976: 2 emas, 1 perak, 3 perunggu.
1980: 2 emas, 0 perak, 4 perunggu.
1984: 0 emas, 1 perak, 1 perunggu.
1988: 0 emas, 2 perak, 0 perunggu.
1992: Absen
1996: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu.
2000: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu.
2004: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu.
2008: 0 emas, 0 perak, 0 perunggu.
2012: 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
2016: 0 emas, 0 perak, 1 perunggu.
2020: 2 emas, 3 perak, 4 perunggu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya