SOLOPOS.COM - ilustrasi (Freepik)

Solopos.com, BEIJING — China telah mengeluarkan undang-undang pendidikan baru yang bertujuan mengurangi tekanan pekerjaan rumah yang berlebihan dan bimbingan belajar intensif setelah sekolah.

Menurut media pemerintah, orang tua diminta untuk memastikan anak-anak mereka memiliki waktu yang wajar untuk beristirahat dan berolahraga, dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu online.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada bulan Agustus, China melarang ujian tertulis untuk anak berusia enam dan tujuh tahun. Para pejabat memperingatkan pada saat itu bahwa kesehatan fisik dan mental siswa sedang dirugikan.

Pada tahun lalu negara juga telah memperkenalkan sejumlah langkah yang bertujuan memoderasi “kecanduan” anak-anak ke Internet dan budaya populer.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 23 Oktober 2011, Simoncelli Kecelakaan di Sepang

Langkah terbaru disahkan pada Sabtu (23/10/2021) oleh Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, badan legislatif permanen China, demikian seperti dikutip Liputan6 dari BBC, Minggu (24/10/2021).

Rincian lengkap dari undang-undang belum dipublikasikan, tetapi laporan media menunjukkan itu mendorong orang tua untuk memelihara moral anak-anak mereka, perkembangan intelektual dan kebiasaan sosial.

Pemerintah daerah akan bertanggung jawab untuk implementasi, seperti menyediakan dana untuk memperkaya kegiatan ekstra kurikuler.

Baca Juga: Wisatawan Asing dari 45 Negara Bisa keThailand Tanpa Wajib Karantina

Beragam Reaksi

Undang-undang tersebut menerima reaksi beragam di situs media sosial Weibo, dengan beberapa pengguna memuji dorongan untuk pengasuhan yang baik sementara yang lain mempertanyakan apakah pemerintah daerah atau orang tua itu sendiri akan siap untuk tugas itu.

“Saya bekerja 996 [dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, enam hari seminggu], dan ketika saya pulang ke rumah pada malam hari saya masih perlu melakukan pendidikan keluarga?” tanya seorang pengguna, dikutip oleh surat kabar South China Morning Post.

“Anda tidak dapat mengeksploitasi para pekerja dan masih meminta mereka untuk memiliki anak.”

Baca Juga: Perempuan Afghanistan Desak PBB Tutup Akses Taliban ke Forum Dunia

Pada bulan Juli, Beijing melucuti perusahaan bimbingan online yang beroperasi di negara itu dari kemampuan untuk mendapatkan keuntungan mengajar mata pelajaran inti.

Pedoman baru juga membatasi investasi asing di industri dan mengganggu sektor bimbingan belajar swasta yang bernilai sekitar US$120 miliar (£87bn) sebelum perombakan.

Pada saat itu, langkah itu dipandang sebagai pihak berwenang mencoba untuk mengurangi tekanan keuangan membesarkan anak-anak, setelah China membukukan rekor tingkat kelahiran rendah.

Ketidaksetaraan pendidikan juga menjadi masalah – orang tua yang lebih makmur bersedia menghabiskan ribuan yen untuk membawa anak-anak mereka ke sekolah-sekolah top.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya