SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan melakukan fogging di Dukuh Patomam RW 005, Desa Kedungampel, Kecamatan Cawas, Klaten, Rabu (22/12/2021). Di lokasi tersebut terdapat 47 warga mnderita chikungunya sejak pekan I Desember 2021. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Sumber penyakit chikungunya yang merebak di Dukuh Patoman RW 005, Desa Kedungampel, Cawas, Klaten, ditengarai bersumber dari sumur warga yang tak lagi difungsikan. Sumur tersebut diduga jadi asal jentik nyamuk yang membawa penyakit chikungunya.

Banyaknya sumur yang tak lagi digunakan karena kini warga mendapatkan pasokan air dari PDAM. Sebagian sumur itu dibiarkan warga dalam keadaan terbuka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana diketahui, sebanyak 47 warga Dukuh Patoman RW 005 terkena penyakit chikungunya sejak pekan I Desember 2021. Lima dari 47 orang tersebut saat ini masih parah kondisinya seperti mengalami demam tinggi, nyeri sendi, dan ruam di tangan dan kaki.

Baca Juga: Chikungunya Serang 47 Warga, Kedungampel Klaten Difogging

Petugas kesehatan langsung melakukan fogging di wilayah tersebut pada Rabu (22/12/2021) pagi. “Serangan chikungunya baru terjadi kali ini. Sebelumnya tak pernah terjadi. Di lingkungan kami sebenarnya relatif bersih. Saat saya cek sumur, memang ditemukan banyak jentik nyamuk,” ujar salah seorang warga, Tumiri, 47.

Ia mejelaskan sejak tahun 2017 itu saluran PDAM masuk ke wilayah mereka. Sejak itu, warga mulai meninggalkan sumur karena kebutuhan air bersih sudah dicukupi PDAM.

“Banyak sumur yang mangkrak. Saya sendiri punya cara untuk membasmi jentik nyamuk di sumur. Yakni dengan menyebar ikan cupang ke sumur,” kata dia.

Baca Juga: Chikungunya Serang Kedungampel Klaten, Buah Kelengkeng pun Terasa Pahit

Hal senada dijelaskan Sunaryono, 62, Ketua RT 001/RW 005 Dukuh Patoman. Ia mengataan lingkungan di daerahnya sebenarnya relatif bersih meski berbatasan dengan sawah. “Tapi memang banyak sumur yang enggak rutin dipakai,” katanya.

Kepala Desa (Kades) Kedungampel, Karmo, mengatakan dari sembilan dukuh di wilayahnya tidak ada yang endemis chikungunya. “Serangan chikungunya baru terjadi kali ini,” katanya.

Ia mengaku sudah menjalin koordinasi dengan bidan desa, Puskesmas I Cawas, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten untuk penanganannya. Karno mengimbau warga untuk gencar pelakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) agar tak lagi terjadi warga terserang chikungunya maupun DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya