Solopos.com, BOYOLALI — Selama musim hujan kali ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali menghadapi merebaknya penyakit chikungunya. Hingga Kamis (23/1/2014), Dinkes telah menerima laporan tentang kasus chikungunya yang menyerang puluhan warga di tiga desa, yaitu Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali; Desa Gondang, Kecamatan Ampel; dan Desa Mojolegi, Kecamatan Teras.
Data yang dihimpun dari Dinkes Boyolali, di Kelurahan Siswodipuran, penyakit chikungunya menyerang sedikitnya empat warga di Kampung Surodadi. Kasus tersebut dilaporkan terjadi pertengahan Desember 2013 lalu. “Kasus terakhir [warga yang terserang penyakit chikungunya] dilaporkan ke Dinkes tanggal 21 Desember lalu,” ujar Kabid Pencegahan, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P3PL) Dinkes Boyolali, Ahmad Muzzayin, didampingi stafnya, Kirmanto, ketika ditemui wartawan di kantornya, Kamis.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sementara di Desa Gondang, penyakit yang juga ditularkan nyamuk aedes aegypti itu menyerang 84 warga di satu dukuh. Kasus tersebut dilaporkan terjadi mulai pertengahan Desember 2013 hingga awal Januari. Awal pekan ini, Dinkes kembali menerima laporan tentang penyakit chikungunya yang menyerang sekitar 17 warga di Desa Mojolegi.
“Laporannya baru kami terima secara lisan dari pihak Puskesmas setempat. Dari pendataan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas, sampai hari ini [Kamis (23/1)] ada 17 warga yang terserang penyakit tersebut,” ungkapnya.
Muzzayin mengatakan demam chikungunya sebenarnya termasuk self limiting disease atau penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya, dan tidak membahayakan. Tidak ada obat spesifik yang diberikan untuk penderita penyakit tersebut. Hanya terapi untuk menghilangkan gejala penyakitnya seperti dengan obat penghilang rasa sakit atau demam golongan parasetamol.
Namun demikian, untuk mempercepat proses penyembuhannya penderita disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan bergizi, cukup karbohidrat dan tinggi protein. Tak lupa pula untuk banyak mengonsumsi buah dan sayuran segar. Sementara untuk penanggulangannya, ditambahkan Kirmanto, Dinkes dan setiap Puskesmas mendorong masyarakat untuk menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Fogging atau penyemprotan juga dilakukan. Namun cara tersebut bukan merupakan cara efektif memberantas nyamuk. Karena biasanya hanya efektif selama sepekan. Akan lebih efektif jika masyarakat menggencarkan gerakan PSN. Selain itu juga sudah dilakukan abatisasi selektif,” imbuh Kirmanto.
Laporan kasus chikungunya di Boyolali
Desa/Kelurahan Kecamatan Jumlah Penderita Waktu Kejadian
Siswodipuran Boyolali 4 Pertengahan Desember 2013
Gondang Ampel 84 Pertengahan Desember 2013-awal Januari 2014
Mojolegi Teras 17 Pertengahan Januari 2014
Sumber: Dinkes Boyolali