SOLOPOS.COM - Petugas Polsek Gatak dan Puskesmas Gatak melakukan pengasapan di rumah warga terkena chikungunya di Gatak, Sukoharjo, Selasa (8/2/2022). (Istimewa-Polres SUkoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Puluhan warga di Desa Geneng, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, terjangkit penyakit chikungunya. Hingga Rabu (9/2/2022), pengidap chikungunya terdata sebanyak 15 orang di RT 001/RW 002 dan 31 orang di RT 002/RW 002, Dusun Geneng, Desa Geneng, Kecamatan Gatak.

Camat Gatak, Sumi Rahayu, ketika dihubungi Solopos.com, Rabu, menjelaskan penderita chikungunya terpusat di satu dusun saja, yakni Dusun Geneng. “Saat ini kami sudah melakukan langkah pengendalian penyakit dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk [PSN] dan pengasapan untuk memberantas nyamuk yang menjadi perantara penularan penyakit chikungunya,” jelas Sumi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengutip laman kemenkes.go.id, Kamis (10/9/2022), gejala klinis chikungunya mirip dengan gejala demam berdarah dengue yaitu demam mendadak, menggigil, muka kemerahan, mual, muntah, nyeri punggung, nyeri kepala, fotofobia, dan timbul bintik-bintik kemerahan terutama di daerah badan. Selain itu ada gejala yang sangat spesifik pada chikungunya yakni nyeri sendi terutama di sendi siku, lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil di pergelangan tangan dan kaki yang berlangsung beberapa hari sampai satu minggu.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Kasus Chikungunya di Gatak Sukoharjo Melonjak, 46 Warga Tertular

Meskipun tidak menimbulkan kematian, serangan penyakit chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dapat menimbulkan kepanikan dan ketakutan masyarakat. Hal itu karena penderita seolah-olah menjadi lumpuh dan sakit ketika bergerak. Sebagai informasi, masa inkubasi demam chikungunya 3-11 hari, terbanyak 2-4 hari.

Masih mengutip laman kemenkes.go.id, vaksin untuk pencegahan dan obat untuk membasmi virus chikungunya belum ada, sehingga cara yang paling efektif adalah dengan pencegahan. Cara pencegahan umumnya sama dengan cara pencegahan terhadap penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Yaitu melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan menggunakan repelen, obat nyamuk coil, penggunaan kelambu, melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan tiga M (menutup, menguras dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air atau menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah demam berdarah), penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa.

Baca juga: 30 Bed di Pustu Nguter Sukoharjo Siap Tampung Pasien Covid-19 OTG

Sedangkan bagi penderita chikungunya tidak ada pengobatan spesifik, cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di toko obat, apotek, atau di warung-warung. Selain itu, berikan penderita waktu istirahat yang cukup, minum, dan makanan bergizi.

“Masyarakat dapat berperan dalam penanganan kasus demam chikungunya yakni dengan melaporkan kepada Puskesmas/Dinas Kesehatan setempat. Isolasi/hindari penderita dari kemungkinan digigit nyamuk, agar tidak menyebarkan ke orang lain,” demikian keterangan Kemenkes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya