SOLOPOS.COM - Warga memadati Jl, SLamet Riyadi, Solo saat CFD berlangsung, Minggu (22/5/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengevaluasi dua hal dalam pelaksanaan kegiatan Car Free Day atau CFD di Jl Slamet Riyadi agar tidak terlalu semrawut. Kedua hal itu, yakni kelompok senam bersama dan pelaku usaha jasa mainan.

Selama lebih dari dua tahun, kegiatan CFD Solo ditiadakan akibat pandemi Covid-19. Pengunjung CFD Solo tumpah ruah sejak ajang Minggu pagi itu kembali dibuka pada 15 Mei lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama dua bulan berjalan, Dinas Perhubungan (Dishub) Solo memantau langsung beragam aktivitas masyarakat dan pedagang kaki lima (PKL) di area CFD. Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, menyampaikan sejumlah catatan evaluasi pelaksanaan CFD.

Ada dua catatan khusus untuk bahan evaluasi pelaksanaan CFD Solo agar lebih tertata dan tidak semrawut. Dishub mengakui jumlah pengunjung CFD semakin banyak sejak dibuka kembali pada 15 Mei.

“Hari ini, bisa dikatakan membeludak karena masyarakat juga ingin menonton pawai obor  ASEAN Para Games [APG] 2022 yang melewati area CFD. Perlu penataan lagi untuk kelompok senam bersama dan pelaku usaha jasa mainan di area CFD,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (24/7/2022).

Baca Juga: Hadiri Pawai Obor, Sandiaga Uno: APG 2022 di Solo Dongkrak Ekonomi

Selama ini, ada beberapa kelompok senam bersama yang tersebar di area CFD. Mereka berjumlah puluhan orang dan melakukan aktivitas senam hingga memenuhi bahu jalan. Akibatnya mengganggu para pengunjung lain yang berjalan kaki dari arah barat maupun sebaliknya.

Kelompok senam bersama itu diminta membentuk paguyuban guna memudahkan koordinasi. “Kami meminta agar aktivitas senam bersama harus rampung maksimal pada pukul 07.30 WIB. Mereka sudah menyanggupi untuk memulai aktivitas senam lebih pagi. Bisa pukul 05.30 WIB atau pukul 06.00 WIB,” ujarnya.

Ngumpul di Satu Lokasi

Catatan evaluasi lainnya adalah zonasi pelaku usaha jasa mainan yang selama ini berkumpul di sekitar depan Taman Sriwedari. Agar tidak semrawut, mereka diwajibkan mengajukan izin ke Dishub Solo untuk menggelar lapak di area CFD.

Baca Juga: Meriah! Begini Aksi Anak-Anak Mainkan Permainan Tradisional di CFD Solo

Lapak para pelaku usaha jasa mainan itu diminta menyebar di sepanjang Jl Slamet Riyadi. Ari mengaku telah memanggil perwakilan pelaku usaha jasa mainan pada pekan lalu. Mereka diberi pemahaman agar tidak berkumpul di satu lokasi.

“Dahulu, jumlah pelaku usaha jasa mainan hanya 60 orang. Sekarang bertambah menjadi 90 orang. Penataan juga difokuskan dengan membagi beberapa segmen agar tidak berkumpul di depan Taman Sriwedari,” ujarnya.

Disinggung ihwal PKL, Ari menyampaikan para PKL bisa memanfaatkan city walk untuk menggelar dagangan. Namun, penataan PKL secara teknis dilakukan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo.

Baca Juga: Keramaian Tak Merata, Pemkot Solo Atur Ulang Kegiatan Komunitas di CFD

“Ketentuan di area CFD memang ranahnya kami. Namun, untuk hal-hal teknis yang erat hubungannya dengan PKL merupakan wewenang Disdag Solo,” ujar Ari.

Sementara itu, seorang pengunjung CFD asal Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Nining, mengatakan animo masyarakat untuk mengunjungi CFD cukup tinggi. Terlebih, setelah kegiatan CFD libur selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

“Ya maklum saja udah lama libur [kegiatan CFD]. Sekarang, masyarakat tumplek blek di area CFD. Harus ditata ulang agar bisa kembali teratur seperti saat sebelum pandemi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya