SOLOPOS.COM - CFD Solo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO — Rencana Pemkot Solo mengadakan lagi program Solo Car Free Day atau CFD di Jl Slamet Riyadi mulai Minggu (15/5/2022) pagi justru membuat pedagang kaki lima (PKL) khawatir. Salah satu paguyuban khawatir mengenai zonasi CFD yang menempatkan lapak pedagang di area kantor sepanjang Jl Slamet Riyadi.

Ketua Paguyuban Srikandi, Imam Solichin, menjelaskan perlu perhitungan untuk menempatkan lapak pedagang di luar jalan arteri, jalur lambat, maupun di luar citywalk sepanjang Jl Slamet Riyadi. Pedagang khawatir dan tidak nyaman dengan adanya taman dan fasilitas publik di area kantor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kantor punya taman dan fasilitas publik, semestinya steril. Kayak hotel, saya khawatirnya masuk ke situ malah enggak nyaman. Pemilik kantor-kantor di situ apa enggak khawatir fasilitas jadi rusak dengan jumlah pedagang yang begitu banyak,” katanya kepada Solopos.com, Selasa (10/5/2022).

Menurutnya, ada sekitar 1.500-2.000 PKL yang mencoba peruntungan setiap hari Minggu pagi di area CFD Jl Slamet Riyadi Solo berdasarkan data pada 2015. Mereka tergabung dalam sejumlah paguyuban PKL.

Ekspedisi Mudik 2024

Salah satunya Paguyuban Srikandi yang memiliki sekitar 40 anggota. Imam mengatakan anggotanya menempati lapak di depan kantor PT Jasa Raharja Perwakilan Solo ke timur sampai gang pemukiman penduduk.

Baca Juga: CFD Solo Dibuka Lagi 15 Mei, Pemkot Solo: Slamet Riyadi Clear dari PKL

Area kantor Jasa Raharja Perwakilan Solo tidak akan cukup untuk menampung para anggotanya jika kebijakan zonasi diterapkan. “Saya khawatir ada taman dan fasilitas umum juga. Ini mungkin orang yang di luar enggak berkepentingan masuk malah ada penyalahgunaan. Malah saya khawatir kalau dimasukkan ke kantor-kantor,” paparnya.

Menurutnya, mungkin terjadi orang sengaja maupun tak sengaja merusak fasilitas di area kantor. Namun, jika lapak pedagang di luar area kantor atau di citywalk sudah bukan ranah pengelola kantor melainkan kepentingan antara PKL CFD Jl Slamet Riyadi dan Pemkot Solo saja.

Wisata Kuliner

“Saya pikir CFD identik dengan olahraga dan wisata kuliner, jadi kalau misalkan orang cuma lari kayaknya enggak ramai CFD-nya. Jadi anggap seperti itu perlu kombinasi,” papar Owner Fanyla Risoles tersebut.

Baca Juga: Hore! CFD Solo Dibuka Lagi 15 Mei 2022

Dia menjelaskan CFD dengan format lama sudah baik namun yang menjadi catatan mengenai masalah kebersihan. Perlu dorongan mengenai kesadaran membuang sampah pada tempatnya antara PKL maupun warga/konsumennya.

“Memang harus upayakan ada kesadaran pedagang maupun pengunjung supaya CFD tetap jalan dan enggak banyak sampah,” paparnya.

Seperti diberitakan, Pemkot Solo memastikan CFD di Jl Slamet Riyadi akan dibuka lagi pada Minggu (15/5/2022). Namun, Pemkot Solo bakal membuat zonasi, salah satunya Jl Slamet Riyadi bersih dari aktivitas perdagangan saat CFD.

Baca Juga: CFD Solo Dibuka Lagi 15 Mei 2022, Ini Kuliner yang Wajib Kamu Coba

Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, saat ditemui wartawan di Pendapi Gede kompleks Balai Kota Solo, Selasa (10/5/2022).

“Akan ada penataan. Penataannya zonasi. Misalkan, pedagang makanan tidak boleh di citywalk. Misalkan, makanan di [halaman] Loji Gandrung, Bank Jateng, Sriwedari,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya