SOLOPOS.COM - FX Supardjo. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sosok FX Supardjo beberapa bulan terakhir menjadi bahan perbincangan masyarakat Kota Solo setelah mencetak sejarah lolos sebagai cawawali jalur independen bersama rekannya, Bagyo Wahyono.

Bagyo dan Supardjo dengan akronim Bajo mencetak sejarah sebagai cawali-cawawali Salo dari jalur perseorangan pada Pilkada 2020. Namun, belum banyak yang tahu seperti apa kiprah Supardjo yang saat ini tercatat sebagai Ketua RW 007 Pajang, Laweyan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat berbincang dengan Solopos.com di Omah Pemenangan Bajo, belum lama ini, Supardjo mengaku menjadi cawawali Solo jalur independen karena mandat organisasi yang ia ikuti, Panji-Panji Hati atau Tikus Pithi Hanata Baris.

Begini Kronologi Pemilik Warung Soto Kepatihan Kulon Solo Sampai Positif Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

“Terus terang saya dari awal tidak terbayangkan dicalonkan atau dimandatkan. Karena saya mengikuti istilahnya dimandatkan oleh organisasi atau yayasan sebagai cawawali,” ujar laki-laki kelahiran Sleman, 10 April 1961 tersebut.

Namun demikian, Supardjo berkomitmen dengan mandat tersebut. Ia menjalani setiap tahapan yang harus ia lalui bersama rekannya.

Perubahan Kepemimpinan

Cawawali dari jalur independen ini ingin adanya perubahan kepemimpinan Kota Solo yang selama ini selalu dari kader partai politik (parpol).

Positif Covid-19 Solo Tambah 11 Kasus Lagi, 2 Dari Klaster Rusun Asmil

“Bagaimana kalau ada calon dari jalur perseorangan yang benar-benar dari masyarakat biasa? Artinya yang bukan tokoh, bukan kader partai politik. Saya siap mengabdi untuk melayani semua lapisan masyarakat Solo,” urainya.

Supardjo ingin Solo menjadi kota yang lebih beragama, berbudaya, dan kental dengan adab-adab ketimuran. Selain itu, bapak dari lima anak tersebut ingin seluruh masyarakat Kota Bengawan tercukupi sandang, pangan, dan papannya.

“Saya ingin melayani masyarakat Solo karena selama ini saya aktivis gereja yang mendapat tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat. Saya adalah asisten imam Gereja Santo Paulus Kelurahan Kleco, Laweyan,” terangnya.

Kabar Duka, Pendiri Ponpes Darussolihin Solo KH Abdullah Asy’ari Meninggal Dunia

Asisten Imam Gereja

Cawawali Solo jalur independen itu sudah sejak 2013 menyandang status asisten imam dan aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan masyarakat. Pelayanan yang ia berikan seperti membantu proses pemakaman saat ada warga yang meninggal dunia.

“Saat ada pemakaman saya memimpin prosesi pemakaman, termasuk kalau ada acara midodareni saya yang memimpin. Juga saat ada peringatan-peringatan arwah dari tujuh hari sampai 1.000 hari, yang memimpin ya asisten imam,” paparnya.

Warga Kartasura Gelar Demo Tandingan: Aja Wani-Wani Rusuh Neng Kotaku!

Aktivitas sosial lain Supardjo adalah dalam organisasi kemasyarakatan mulai dari tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) sejak 1999. Pekerja pada Lembaga Pelatihan Kerja Inlastek Welding Istitute itu senang bisa membantu warga.

“Kaitannya pendidikan saya ingin masyarakat Solo terutama yang masih muda ada peningkatan SDM. Karena ini yang jadi tolok ukur kemajuan masyarakat. Selain itu adab-adab ketimuran yang selama ini seolah luntur,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya