Solopos.com, KLATEN – Penemuan harta karun peninggalan China dan Hindu klasik di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten, pada Oktober 1990 silam sempat menghebohkan warga.
Harta karun tersebut ditemukan enam warga di areal persawahan di dekat sungai yang sedang menggali tanah. Tetapi cangkul salah satu warga membentur benda keras di kedalaman sekitar tiga meter yang merupakan guci.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
“Kami menggali tanah untuk uruk, tapi guci kena cangkul sekitar kedalaman tiga meter. Ternyata setelah dikeruk ada empat guci tingginya sekitar 30 cm,” terang Widodo, 58, salah satu warga yang menemukan harta karun di kawasan Jogonalan, Klaten, seperti dilansir Detik.com, Senin (20/7/2020).
Tung Pang Cycling, Pesepeda Seksi yang Foto-Fotonya Bikin Ngilu
Penemuan harta karun di Jogonalan, Klaten, itu dibenarkan Pamong Budaya Madya BPCB Jateng, Deny Wahju Hidajat. Dia menjelaskan harta itu ditemukan di Desa Wonoboyo pada 1990.
“Sebanyak 27 kg emas dalam bentuk perhiasan gelang, kelat bahu, badong, tas, dan perlengkapan upacara lainnya. Temuan tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta dan peninggalan masa Mataram kuno abad 8-9 M,” jelasnya.
Kapan Akhir Pandemi Covid-19 di Indonesia? Ini Prediksi Pakar UGM Jogja
Berisi Perhiasan
Guci yang ditemukan Widodo dan lima temannya ternyata berisi perhiasan emas dan perak. Lantaran merasa takut, mereka melaporkan harta karun yang ditemukan ke balai desa. Guci berbahan tembaga itu kemudian dibuka di balai desa.
“Ada empat guci saat itu yang kami temukan. Isinya perhiasan berbagai bentuk terbuat dari emas dan perak. Beratnya sekitar 37-38 kg seluruhnya,” sambung Widodo.
Harta karun yang ditemukan di kawasan Jogonalan, Klaten itu kemudian dibawa petugas cagar budaya. Widodo menyebut ada berbagai macam bentuk perhiasan di dalam guci, mulai dari kalung, gelang, mangkuk, tas, hingga koin. Semuanya terbuat dari emas dan perak.
Ini Sosok Dita Leni Ravia, Remaja Cantik Bernama Unik dari Gunungkidul
Widodo menambahkan, dua dari lima temannya yang menemukan harta karun itu telah meninggal dunia. Jadi, kini hanya tinggal empat orang penemu harta karun tersebut.
“Yang gali itu saya, Witolakon, Hadisihono, Sudadi, Sumarno, dan Surip. Tapi Mbah Wito dan Pak Hadi sudah meninggal, tinggal empat orang,” jelasnya.
Peninggalan China
Penemu harta karun di Jogonalan lainnya, Sudadi, 55, mengatakan foto perhiasan itu dipajang di Rumah Situs Klaten. Di sana ada sekitar 20 foto perhiasan dari harta karun yang dipajang.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap guci itu merupakan peninggalan China di masa Dinasti Tang pada abad IX. Sedangkan perhiasannya merupakan peninggalan masa Hindu klasik di Jawa Tengah lantaran terdapat ukiran relief Ramayana.