SOLOPOS.COM - Sejumlah koleksi kerajinan logam di Dukuh Tumang, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Kamis (24/2/2022). (Solopos/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, BOYOLALI — Dukuh Tumang, Desa Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menjadi surga kerajinan logam karena hampir setiap rumah di kawasan tersebut memiliki galeri kerajinan logam.

Warga desa juga banyak yang melakoni pekerjaan sebagai perajin logam. Dukuh Tumang sekitar 3 kilometer dari Pasar Cepogo dengan waktu tempuh 6 menit menggunakan motor berkecepatan 40 km per jam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Hampir seluruh warga Dukuh Tumang merupakan perajin logam, mulai dari pemahat, pandai besi, pemasaran, maupun pengusaha kerajinan. Jumlah pasti berapa banyak perajin masih dalam tahap pendataan digital,” kata Kepala Desa Cepogo, Mawardi saat ditemui Solopos.com di Balai Desa Cepogo, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga : Kearifan Lokal Boyolali, Kerajinan Logam Cepogo Kian Mendunia

Nama Tumang sendiri diambil dari sebutan makhluk halus, yakni kemamang. Hantu Kemamang menurut masyarakat selalu muncul saat ada aktivitas pembakaran mayat atau tepatnya saat sumber api menyala. Walaupun diambil dari nama hantu, Dukuh Tumang menjadi surga kerajinan logam.

Ditemui terpisah, pengusaha kerajinan logam, Mimik Sriningsih, mengaku telah menjalankan usaha tersebut selama 20 tahun. Mimik merupakan generasi ketiga dalam keluarganya sebagai pengusaha kerajinan logam.

Dalam galerinya, dia memajang berbagai macam kerajinan logam mulai dari hiasan lampu, set makan, dan pernak-pernik lain dari tembaga, kuningan, alumunium. Harga kerajinan logam di Tumang disesuaikan dengan tingkat kesulitan saat membuatnya.

Baca Juga : Akademisi UI: Pengrajin Seni Logam Tumang Boyolali Perlu Regenerasi

“Harga bermacam-macam dari mulai Rp200.000 sampai Rp1 juta lebih berdasarkan besar, kecil, dan rumit tidaknya hasil karya,” katanya saat ditemui di galerinya.

Banyak Pilihan dan Komplet

Hasil kerajinan Tumang Boyolali itu diekspor hingga luar negeri. Mimik mengaku pernah mengekpor ke Malaysia. Namun, aktivitas ekspor itu terhenti karena krisis moneter 1998. Saat ini ia hanya mengirim ke sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Jepara, dan lain-lain. Selain berjualan langsung, ia juga menjual produk kerajinan Tumang Boyolali melalui e-commerce.

Mimik menyebut kerajinan Dukuh Tumang mendapatkan dukungan pemerintah desa hingga kabupaten. “Ini didukung sekali dari pemerintah desa, seperti misal ada kebutuhan [buah tangan] dari kabupaten langsung mengarah [membeli] ke sini. Ada kunjungan dari pemerintah. Pelatihan diikutkan dari Dinas Koperasi. Disperindag juga menggandeng Shopee untuk pemasaran,” ujar Mimik.

Baca Juga : Ini Fasilitas “Yahud” KITE IKM untuk Pengrajin Tembaga Tumang Boyolali

Salah seorang pengunjung sentra kerajinan logam, Prapti, 57, menyampaikan sudah lama berlangganan produk logam dari Tumang. “Dari dulu sudah berlangganan di sini [Tumang]. Kualitas bagus, harga bisa ditawar,” katanya saat ditemui di galeri milik Mimik.

Pengunjung lain, Aris, menyampaikan mendapatkan sejumlah kemudahan saat ingin membeli produk khas Tumang. Ia mengaku tidak perlu melakukan pemesanan khusus karena sudah tersedia dan banyak varian di galeri.

“Saya mengantarkan ibu-ibu dari Setda [Sekretariat Daerah]. Biasanya langsung ambil saja karena sudah tersedia. Pilihannya di sini banyak, variasi bentuknya banyak, komplet.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya