SOLOPOS.COM - Ibu Tili, Waginem, 68, (dari kiri), Tili, 35, dan kakak Tili, Tarumi, 43, di rumahnya di Dukuh Pondok RT 019, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Sragen, Senin (21/2/2022) malam. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Pria asal Sragen, Tili, 35, meminum air sungai sebelum menyelamatkan buaya berkalung ban di Sungai Palu, Palu, Sulawesi Tengah. Hal itu dilakukan Tili agar tidak disakiti oleh si buaya.

Buaya berkalung ban itu kali pertamamuncul pada 2016 silam dan mendapat sorotan media internasional. Sejumlah ahli satwa berupaya untuk menyelamatkan buaya tersebut dengan melepas ban, namun tak pernah berhasil.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hingga akhirnya Tili bisa menyelamatkan buaya berkalung ban itu beberapa waktu lalu. Buaya berkalung ban itu berhasil diselamatkan dengan cara memakai umpan serta tali. Ada sekitar empat orang yang membantu Tili menarik buaya ke tepi sungai.

Baca Juga: PPKM Level 3 Soloraya, Sragen Akan Terapkan PTM 50 Persen Pekan Depan

Selanjutnya buaya itu dilepas setelah ban yang melingkar di lehernya diambil. Adapun cara Tili berkenalan dengan buaya berkalung ban dengan meminum air sungai saat kali pertama melakukan upaya penyelamatan. “Minum sekali saja supaya kenal, supaya enggak disakiti,” jelasnya.

Dia melakukan penyelamatan buaya selama tiga pekan mulai pukul 15.00 WIB. Waktu tersebut dipilih karena buaya biasanya mencari makan pukul 16.00 WIB. Tili beberapa kali memberikan umpan lalu berenang di dekat buaya tersebut. Sementara buaya tidak menganggu atau menyakitinya.

“Semua orang tidak ada yang berani dengan buaya. Saya sebenarnya takut juga kasih makan buaya. Jadi berani kan tergantung niatnya,” jelasnya.

Tili menghabiskan biaya sekitar Rp4 juta untuk membeli total 300 meter tali senar dan umpan berupa ayam, bebek, serta burung. Tili pun berhasil menjerat buaya serta menyelamatkan buaya berkalung ban bersama teman-temannya.

Baca Juga: Minyak Goreng Harga Rp15.000/Liter Ludes Diserbu Emak-Emak di Sragen

Aksi Tili ini terbilang diam-diam. Maklum, Tili sengata tidak meminta izin pemerintah setempat untuk menyelamatkan buaya. Sebab dia takut dikira main-main atau kurang mendapatkan kepercayaan setelah sejumlah ahli satwa liar yang hendak menyelamatkan buaya belum berhasil.

Sejumlah bentuk penghargaan telah diberikan kepada Tili dari sejumlah pihak, antara lain Wali Kota Palu Hadianto Rasyid serta Budiono Rahmadi alias Mas Bro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya